Mohon tunggu...
Zulhamidi
Zulhamidi Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan; Analis; Kerja di bilangan jalan thamrin, senang traveling, adventur, membaca dan menulis

Senang menulis, karena menulis hakikatnya adalah menghimpun yang terserak dan mengabadikan maknanya

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Mendulang Uang dari Membangun Desa Olahraga - Refleksi SEA Games

22 Mei 2022   22:11 Diperbarui: 22 Mei 2022   22:21 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Senang rasanya melihat para atlet-atlet kita berjuang di pentas sea games 2021 di Vietnam. Ada yang mendapatkan medali emas, perak dan perunggu bahkan ada yang nyaris mendapatkannya meskipun harus mengakui kehebatan lawan. Apalagi olahraga-olahraga yang populer dan mendapatkan liputan dari media baik langsung maupun ulasan, tentu akan menambah popularitas sang atlet. 

Bahkan untuk mendapatkan kesempatan bertanding membela nama negara saja sudah menjadi kebahagiaan dan kebanggaan. Terlebih lagi, bila menghasilkan tambahan penghasilan dari uang saku, bonus dan sponsor yang didapatkan selama bertanding disana.

Pada akhirnya, olahraga bisa menjadi sumber pendapatan bagi seseorang bila ditekuni secara profesional. Walaupun untuk ini memang di kalangan remaja, masih belum menjadi pilihan utama. 

Saya mempunyai murid les, yang sudah hobi bermain basket. Dia aktif ikut klub sejak SMP, dan sudah ikut kompetisi di berbagai kota seperti Jakarta, Surabaya dan bahkan ke Bali. Beberapa kompetisi yang diikuti bahkan sampai menjadi juara. Namun, sayangnya, ketika ditanya SMA nya nanti atau kuliah dan kerjanya nanti apakah tertarik menjadi Atlit Bola Basket? 

Dia sendiri mengatakan sejauh ini menjadi Atlit belum terlihat kesejahteraannya dan belum bisa diharapkan menjadi penghasilan utama. 

Dia lebih memilih untuk menjadi polisi. Tidak ada yang salah memang dengan pilihan murid yang satu ini. Tetapi ini bisa jadi gambaran, generasi muda masih belum melihat masa depan dari menjadi atlit meskipun dia sudah fokus mengasah skill olahraga nya sejak dini. 

Ini tentunya perlu dijawab oleh kita bagaimana agar olahraga tidak hanya sekedar menjadi hobi dan pilihan mengisi waktu luang, namun juga bisa menjadi sumber pendapatan bahkan bisa membawa nama harum bangsa dan negara kelak.

Saya jadi teringat, di kampung halaman saya di Pariaman, di dekat warung lapau tante saya, ada lapangan bola besar yang sering dilaksanakan kompetisi bola antar kampung secara berkala. Pernah seketika, pas pulang kampung, sedang berlangsung kompetisi antar klub se pariaman disana. 

Sekeliling lapangan yang terbuka itu akhirnya dipasangkan semacam dinding terpal setinggi 1,5 meter, dengan sedikit pintu yang dapat dibuka tutup untuk masuk penonton dan tentunya membayar tiket sekitar 5 ribu rupiah. Tiket yang cukup murah itu tentunya sangat berguna untuk membantu operasional kompetisi itu, dan tentunya akan menjadi hadiah yang akan dibagikan kepada pemenang dan juga sebagian lainnya untuk lawan tandingnya sebagai tanda uang penghargaan atas kerja keras berlatih bolanya.

Kompetisi itu menjadi ramai dan semarak karena masing-masing tim membawa supporternya masing-masing.  Lapangan pun menjadi semarak dengan riuh rendah suara penonton sepanjang sore tersebut. Kompetisi yang dilaksanakan setiap sore selama sepekan itu menjadi buah bibir dan menjadi daya tarik masyarakat sekitar lapangan dan daerah-daerah sekitarnya untuk datang dan menonton. 

Dari sini, desa ini sudah menjadi desa olahraga yang bisa menghasilkan tambahan pemasukan dari kunjungan orang-orang tersebut. Belum lagi dari penonton tersebut tentu akan mengeluarkan sedikit uangnya untuk berbelanja di warung-warung sekitarnya, dan akhirnya perputaran uang pun terjadi. Warung lapau tante saya disana pun menjadi ramai dan semakin semangat. Bahkan tante saya tersebut seringkali menjadi tim penarik uang karcisnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun