Mohon tunggu...
MIC MOBA
MIC MOBA Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Mahasiswa Indonesia

Ditanah ini ari- ari kalian ditanam,rawatlah, jagalah dan hiduplah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pemikiran Abu Hasan Al-Amiri sebagai Seorang Filsafat

8 Februari 2021   12:27 Diperbarui: 8 Februari 2021   12:43 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

 abu hasan al-amiri lebih mengedepankan rasio sehingga abu hasab al- amiri berpendapat bahwa akal adalah mutiara berharga bagi manusia, dan akal tersebut berfungsi untukmencari kebeneran. manusai paripurna adalah manusai yang paling banyak mengetahui kebenaran  dan juga bertindak sesuai apa yang diketahuinya. begitu juga sebaliknya, manusia, manusia yang rendah adalah manusia yang tidak mengoptimalkan rasionya untuk  mengoptimalkan rasionya untuk menggali kebenaran. 

menurut beliau lmu merupakan awal dari amal, danamal menunjukkan kesempurnaan ilmu. beliau berpendapat bahwa manusia dikaruniai dua kemampuan, yaitu kemampuan mencapai ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam kehudpan nyata. rasio manusia saat ini tidak mengetahui segala hal sampai kepada dasarnya bahwasahnya akal ini sangatlah terbatas dan membutuhkan pencerahan dari cahaya luar.

sehingga al-amiri pun menegaskan keutamaan ilmu agama. pertama, ilmu agama bisa menuntun kejalan yang benar. kedua, ilmu agama tidak untuk kepentingan individu maupun dari kelompok manapun. ketiga, ilmu agama berlandasan kepada wahyu tuhan yang tidak diragukan lagi kebenarannya. kenyataannya manusia jauh dari rasio berfilsafat, 

melakukannya tanpa mengetahui apa yang dilakukannya. sebenarnya dalamsetiap kehidupan manusia selalu berfikir secara berfilsafat namun rata-rata manusia tidak menyadarinya. ketika mereka bertanya, mengapa , kenapa,bagaimana,apakah ,kapan, dan di mana, bahwahsanya mereka sedang berfilsafat. bagaimana kita memahami cara berfikir manusia, contoh ketika manusia marah, mustahil mereka menggunakan logikanya.

dengan adanya rasa ingi tahu ini manusia terdorong untuk terus bertanya tentang diri dan apa- apa yang ada disekelilingnya. rasa ingin tahu mendorong manusia untuk untuk terus berkelana dengan fikirannya, guna menemukan jawaban mengenai setiap persoalan yang dihadapinya. terus berfikir, hingga mampu menemukan jawaban yang dianggapnya benar. kebenaran bukanlah suatu yang ada dalam kesadaran kita sejak lahir. kesadaran terhadap kebenaran harus dicari oleh setiap manusia . manusia yang memiliki tanggung jawab terhadap hidupnya dan hidup orang lain tentu memerlukan kebenaran yang prosesnya cukup lama dan panjang.

dalam proses tersebut , manusia mengalami sebuah kondisi diaman mereka harus berada pada titik tertentu yang menciptakan situasi yang berbeda-beda pada setiap individu. tentunya situasi tersebut bergantung pada kondisi atau kapasitas setiap individu. oleh karena itu muncullah takaran atau ukuran dalam sebuah kebenaran guna memberikan sebuah gambaran general mengenai batasan dari kebenaran itu sendiri . disaat prose inilah lahir pengetahuan-pengetahuan baru, baik bersifat ilmiah maupun non ilmiah. untuk dapat menyempurnakan bahwa sebuah kebenaran ilmu pengetahuan dapat dikatakan ilmiah terdapat beberapa kaidah yang harus dipenuhi oleh pengetahuan tersebut untuk menghilangkan predikat ilmu biasa dimiliki. sehingga terbukti bahwa pengetahuan tersebut dapat dikatakan pengetahuan yang bersifat ilmiah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun