Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Michael S Tukang Sapu yang Menjadi Presiden, Menang Atas Rupiah

26 September 2011   10:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:36 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.



Bagi sebagian orang, tukang sapu adalah pekerjaan yang dipandang sebelah mata. Padahal menjadi tukang sapu di jalan raya, di rail kereta, di mall-mall besar sebenarnya punya tantangan tersendiri. Bagaimana membuat dan menjaga public place tersebut tetap bersih sepanjang hari, bagaimana pula supaya dapat bekerja dengan sabar. Kenapa harus sabar? Karena tempat-tempat umum tersebut akan dengan mudahnya kotor kembali walaupun baru selesai dibersihkan. Pekerjaan yang butuh kesabaran ini tentu tidak banyak orang yang suka, atau bakalan menolaknya kalau bisa memilih. Tapi pekerjaan inilah yang pernah dilakoni seorang Michael yang akhirnya terpilih sebagai seorang presiden.

Michael pernah menjadi tukang sapu di suatu stasiun kereta Victoria di London Inggris. Tempat yang begitu jauh dari tanah kelahiran dan sanak saudaranya. Ia yang pada saat itu sementara menimba ilmu politik di London mengalami kekurangan dana untuk menyambung hidup di negeri orang. Akhirnya, membuang rasa malu, ia mencoba melamar pada perusahaan British Air sebagai seorang petugas kebersihan. Tukang sapu stasiun. Ia diterima bekerja di situ, pekerjaan yang juga akhirnya membentuk dirinya menjadi sabar, ulet dan pantang menyerah.

[caption id="attachment_137574" align="aligncenter" width="640" caption="Michael Sata (From: MichaelSata off. Site)"][/caption]

Laki-laki berkulit hitam ini lalu pulang kampung kembali ke negara asalnya. Zambia. Michael kemudian masuk dan terlibat aktif pada partai yang berkuasa saat itu. Dan memang rupa-rupanya di negeri asalnya untung lebih memihaknya, karirnya di bidang politik meningkat pesat dan cepat. Ia dipercayakan menjadi Menteri Kesehatan dan Menteri Tenaga Kerja. Tapi akhirnya dengan membulatkan tekad ia keluar dari pemerintahan lalu membentuk partai sendiri dan memilih untuk menjadikan partainya yang bernama Patriotic Front sebagai partai oposisi.

Dalam beberapa kampanyenya, lelaki tua yang sudah berusia 74 tahun ini (lahir 1937) berulang kali mengatakan bahwa ia akan membersihkan Zambia dari sampah-sampah korupsi. Ia bertekad membersihkan semua ‘kotoran’ itu segiat dan seulet ketika masih menjadi tukang sapu yang membersihkan kotoran di stasiun kereta di London.

Saya tidak pernah mengeluh apa yang saya kerjakan. Saya ingin menyapu negeri saya, bahkan ingin membuatnya lebih bersih dari yang saya lakukan saat menyapu stasiun kereta Anda.” Demikian tuturannya ketika diwawancarai wartawan Inggris, dan dirilis koran The Telegraph.

Michael adalah seorang tokoh politik yang sabar dalam perjuangannya tapi tegas dalam pendiriannya. Ia dijuluki ‘King of Cobra’. Raja Kobra. Alasannya? Karena ia sangat kritis dan tegas. Ia terang-terangan menolak dominasi perusahaan-perusahaan tambang asing, terutama yang dari Cina yang mendominasi negaranya. Ia berjuang demi pemberantasan korupsi dan berusaha membuat masyarakat sejahtera. Ia juga bertekad menegakkan hukum yang bersih. Bahkan ia berjanji tidak akan meminum air kemasan sampai “semua rakyat Zambia memperoleh hak yang sama atas akses air bersih.” Janji tersebut dapat dibaca di website Partai Patriotic Front yang dipimpinnya.

[caption id="attachment_133366" align="alignright" width="300" caption="Michael Sata (From: MichaelSata Off. Site)"]

13170327371209170626
13170327371209170626
[/caption]

Nah, Michael Sata inilah yang telah disahkan oleh Mahkama Agung tanggal 23 September 2011 yang lalu sebagai pemenang pemilu dan berhak menduduki kursi Zambia I. Ia mengalahkan Presiden Zambia sebelumnya, Rupiah Banda. Perbedaannya cukup tipis, 1.150.045 suara berbanding 961.796 suara (Data Reuters). Tapi walau hanya berbeda tipis, kemenangan itulah yang menjadikannya presiden ke-5 Zambia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun