Mohon tunggu...
Michelle Mabelea Rieupassa
Michelle Mabelea Rieupassa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Menulis artikel mengenai dunia jurnalisme.

Selanjutnya

Tutup

Film

Mengulik Sejarah Perfilman Indonesia: Dari Layar Perak Hingga Prestasi Internasional

16 September 2023   22:48 Diperbarui: 16 September 2023   23:12 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film "Loetoeng Kasaroeng" pada tahun 1926. Sumber: IMDb.

Indonesia melewati masa-masa perjalanan yang panjang dalam dunia perfilman. Mulai dari film-film yang dulunya dibuat hanya dengan menggunakan teknologi sederhana. Sampai dengan film-film yang dihasilkan pada masa modern saat ini.

Dalam artikel ini kita akan mengenal lebih dalam tentang tongak-tongak sejarah perfilman di Indonesia. Tapi sebelum itu, sudahkah kalian tahu apa yang dimaksud dengan “film” itu sendiri?

Film adalah gambar bergerak (motion pictures) yang memberikan sebuah narasi atau cerita. Film juga sebuah produk komunikasi karena menyampaikan pesan untuk berkomunikasi dengan khalayak, dalam medium yang beragam (R.A. Vita, 2022).

Bentuk gambar bergerak pertama di Indonesia

Di Indonesia, wayang kulit sebagai bentuk gambar bergerak yang sudah dikenal sejak 1.500 tahun sebelum masehi. Wayang kulit adalah seni bertutur dan bercerita tentang kisah kerajaan yang mengandung pesan dan moral.

Pertunjukan wayang kulit dilakukan oleh dalang yang akan bercerita serta menirukan suara berdasarkan karakter wayang yang dimainkan. Sinden dan musik gamelan juga ikut serta mengiringi jalannya pertunjukan wayang kulit.

Bioskop pertama dan film bisu pertama di Indonesia

Seiring dengan masuknya masa penjajahan belanda, muncul bioskop yang didirikan pada tahun 1910 oleh para pedagang Tionghoa di area Batavia. “Loetong Kasaroeng” adalah film bisu pertama pada tahun 1926 oleh seorang belanda bernama L. Hueveldop dan seorang jerman Bernama G. Kruger (Wibowo, 2019).

Asal-usul 30 Maret menjadi Hari Film Nasional di Indonesia

Film Indonesia pertama yang dicatat dalam sejarah adalah “Darah & Doa atau Long March of Siliwangi” yang disutradarai oleh Usmar Ismail. Film ini dinilai sebagai film lokal pertama yang berciri Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun