Mohon tunggu...
Michael Jevon
Michael Jevon Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Everyone Can('t) Run (?)

25 Oktober 2017   20:13 Diperbarui: 25 Oktober 2017   22:32 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo pembaca setia Kompasiana! Kembali lagi bersama Saya dalam artikel edisi bulan bulan Oktober. Pada artikel kali ini, Saya akan memberikan sedikit opini Saya mengenai kemampuan seseorang dalam berlari maraton. Tentunya maraton tidak asing lagi di telinga kita. Seperti apa pembahasannya? Mari kita lihat artikel dibawah ini.

Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jarang ada orang yang memiliki banyak kemampuan, kecuali orang tersebut memiliki bakat sejak kecil. Kemampuan tersebut dapat berupa jasmani maupun rohani. Pada kesempatan kali ini, Penulis akan membahas mengenai kemampuan seseorang dalam berlari maraton.

Olahraga maraton tentu tidak lagi asing bagi kita. Maraton merupakan olahraga yang mengutamakan kecepatan berlari. Maka kekuatan fisik, terutama kaki, sangat dibutuhkan oleh para atlet maraton. Mereka menjalani latihan fisik yang cukup berat supaya dapat membentuk fisik yang kuat dan stamina yang bagus, sehingga mereka dapat menjadi atlet maraton profesional. Banyak contoh atlet maraton yang terkenal, misalnya Usain Bolt. 

300px-bolt-se-aposenta-com-medalha-de-ouro-no-4-x-100-metros-1039118-19-08-2016-frz-9565-59f0a87d96bb0863544d9642.jpg
300px-bolt-se-aposenta-com-medalha-de-ouro-no-4-x-100-metros-1039118-19-08-2016-frz-9565-59f0a87d96bb0863544d9642.jpg
Ia adalah atlet maraton dari Jamaika. Ia merupakan atlet maraton yang berhasil memecahkan rekor tercepat dalam perlombaan lari jarak 100 meter dan 200 meter pada ajang Olimpiade di Beijing. Ia dapat menjadi atlet maraton tercepat karena kemampuan fisiknya yang melebihi rata-rata orang banyak.

Dalam berlari, peran otot sangat besar untuk menggerakkan kaki supaya dapat aktif berlari. Pada kaki, terdapat otot lurik dan tulang yang menyusun kaki. Otot lurik disebut juga otot rangka, karena otot lurik melekat pada tulang pada seluruh tubuh kita. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal otot lurik dengan daging. Dinamakan otot lurik karena bentuknya seperti serat-serat halus dan terdapat sekat antar selnya. Karena otot lurik digunakan tubuh untuk bergerak, maka otot lurik dapat bergerak dengan perintah melalui saraf sadar.

Sebenarnya, apa semua orang dapat menjadi seperti Usain Bolt, yang dapat berlari sejauh 100 meter selama kurang dari 10 detik? Apakah semua orang memiliki bentuk fisik yang sama? Apakah semua orang dapat menjadi atlet maraton?

Secara pribadi, Penulis kurang setuju apabila semua orang dapat menjadi atlet maraton. Penulis setuju apabila semua orang dapat berlari, namun kemampuan lari setiap orang berbeda-beda. Hal itulah yang menyebabkan tidak setiap orang dapat menjadi atlet maraton. Namun, Penulis tidak berhenti di situ saja. Banyak faktor yang mendukung pendapat Penulis tersebut.

Gen pelari

course-genetics-59f0a8daf33a2d74435ab1b3.jpg
course-genetics-59f0a8daf33a2d74435ab1b3.jpg
Dari sekian banyak faktor, yang paling berpengaruh bagi seorang atlet maraton adalah struktur genetik pada sel ototnya. Dari riset yang dikemukakan dalam jurnal PLOS One, sebanyak 71 orang yang pernah mengikuti lomba lari maraton setidaknya sekali dalam tiga tahun terakhir, diteliti sampel darahnya dan tingkat kerusakan pada otot setelah berlari juga diamati.

Setelah diamati, ditemukan bahwa pada darah dan otot orang tersebut terdapat kode genetik khusus yang menyebabkan pembentukkan enzim kreatinin kinase dan asam laktat dalam otot terhambat. Apa itu enzim kreatinin kinase dan asam laktat? Kreatinin kinase adalah suatu enzim yang terdapat pada otot lurik, otot jantung, dan sedikit pada organ dalam. 

Kreatinin kinase menyebabkan kerusakan otot akibat penggunaan yang berlebih, dan menyebabkan rasa nyeri pada otot. Jika tubuh mengandung enzim kreatinin kinase secara berlebihan, maka tubuh dapat terkena berbagai penyakit, misalnya peradangan otot, serangan jantung, bahkan dapat menyebabkan kematian pada jaringan paru-paru.

Selain kreatinin kinase, kerusakan otot juga disebabkan oleh asam laktat yang berlebih pada otot. Asam laktat adalah suatu senyawa yang terbentuk karena aktivitas tubuh yang berlebih, misalnya saat berolahraga. Asam laktat terbentuk dari proses metabolisme karbohidrat tanpa menggunakan oksigen (metabolisme anaerob). Karena tubuh membutuhkan karbohidrat untuk energi saat berolahraga, sedangkan oksigen dalam tubuh tidak mencukupi, maka terjadi metabolisme anaerob pada karbohidrat, sehingga terbentuklah asam laktat.

Singkatnya, pada saat kita berolahraga, tubuh memerlukan karbohidrat untuk diolah menjadi energi pada tubuh. Untuk mengolah karbohidrat, dibutuhkan oksigen untuk 'membakar' karbohidrat supaya dapat digunakan tubuh sebagai energi. Namun, saat berolahraga, suplai oksigen dalam tubuh tidak stabil, karena pernapasan yang kurang teratur. Karena kebutuhan energi yang mendesak, karbohidrat diolah tanpa menggunakan oksigen. Sehingga kebutuhan energi dalam tubuh terpenuhi, namun terbentuk zat sisa dari hasil metabolisme tersebut, yang kita kenal sebagai asam laktat. Asam laktat dalam tubuh menyebabkan otot kita terasa lelah setelah berolahraga. Maka, setelah berolahraga, dianjurkan untuk melakukan gerakan pendinginan dan mengatur pernapasan.

Perbedaan struktur tubuh

153816392-59f0a90eb3f5ca56ce4dbb32.jpg
153816392-59f0a90eb3f5ca56ce4dbb32.jpg
Faktor kedua adalah struktur tubuh yang berbeda, terutama pada bagian kaki. Peneliti di Penn University Pennsylvania, melakukan scan MRI (Magnetic Resonance Imaging) pada kaki seorang pelari profesional yang sudah pernah mengikuti lomba maraton selama tiga tahun terakhir. Dari hasil scan tersebut, didapati bahwa kaki seorang pelari profesional memiliki struktur tulang yang lebih panjang 6,2% daripada kaki seseorang non-pelari.

Selain struktur tulang yang berbeda, otot tendon Achilles (otot yang menghubungkan antara otot bagian betis dengan tulang tumit) pada kaki atlet maraton lebih pendek dari otot Achilles pada kaki orang biasa. Otot Achilles berfungsi untuk mengangkat tumit, seperti saat berjinjit. Saat berlari, otot Achilles tertarik, sehingga kaki terlihat seperti berjinjit. Karena atlet maraton terbiasa dengan berjinjit saat berlari, struktur otot Achilles mereka berubah seiring kebiasaan mereka dalam berlari. 

Hal ini sangat membantu mereka dalam berlari maraton. Tenaga mereka saat berlari menjadi lebih kecil, sehingga langkah mereka dapat lebih ringan saat berlari. Sebagai catatan, saat berlari mereka membutuhkan sekitar 30.000 langkah, dan setiap langkahnya kaki menahan sekitar 1,5 hingga 3 kali berat badan tubuhnya. Maka, kekuatan kaki sangatlah penting dalam berlari. Apabila kaki seorang atlet maraton kurang kuat, maka dapat dipastikan tubuhnya tidak sanggup untuk berlari jauh.

Keterbatasan fisik

summer-sanders-woman-runner-59f0a9a6f133447a9861ad72.jpg
summer-sanders-woman-runner-59f0a9a6f133447a9861ad72.jpg
Faktor ketiga adalah keterbatasan fisik seseorang. Dalam hal ini, yang dimaksud keterbatasan fisik bukanlah cacat fisik, melainkan batasan seseorang dalam menyerap oksigen, kekuatan otot, dan lain sebagainya. Setiap orang memiliki batasannya masing-masing, misalnya si A dapat berlari sejauh 500 meter dalam waktu kurang dari 30 detik, namun si B harus menempuh hampir 1 menit untuk berlari sejauh 500 meter. Selain itu, kemampuan seseorang dalam menyerap oksigen (bernapas) berbeda-beda. 

Kemampuan seseorang untuk menghirup udara dapat diukur dengan VO2 max. VO2 max adalah suatu sistem pengukuran untuk mengukur batas maksimal seseorang dalam menghirup udara saat berolahraga. VO2 max digunakan oleh para atlet untuk mengetahu batasan mereka saat menghirup udara saat sedang berolahraga.  VO2 max dapat ditingkatkan dengan berbagai macam latihan, misalnya dengan berlari setiap hari selama 30 menit. 

Namun, VO2 max hanya dapat ditingkatkan sebanyak 20% dari VO2 max awal. Sebagian besar atlet memiliki nilai VO2 max tinggi karena faktor genetik. Mereka memiliki gen yang dapat membuat mereka menjadi atlet profesional. Maka, fisik mereka pun terbentuk sedemikian rupa sehingga dapat menjadi atlet profesional.

Pola hidup

51c07d28-858a-11e6-ad59-fe0cd67003de-59f0a9eff133447a1a0a05a3.jpg
51c07d28-858a-11e6-ad59-fe0cd67003de-59f0a9eff133447a1a0a05a3.jpg
Faktor keempat adalah pola hidup. Semua atlet maraton pasti memiliki pola hidup yang teratur dan sehat, misalnya tidak minum alkohol, makan makanan bergizi, tidak tidur larut malam, dan lain sebagainya. Dan yang paling penting, mereka menjalani latihan fisik setiap hari supaya menjaga kondisi tubuh mereka. Setidaknya, mereka setiap pagi berlari paling tidak selama setengah jam untuk menjaga kekuatan kaki mereka supaya tidak mudah lelah.

Selain aktivitas fisik, mereka juga mengonsumsi makanan bergisi, misalnya sayur-sayuran, buah-buahan, daging, dan lain sebagainya. Mereka jarang mengonsumsi makanan berlemak, karena lemak berlebih tidak baik untuk kesehatan jantung. Apabila jantung mereka tidak sehat, darah tidak dapat diedarkan ke seluruh tubuh dengan baik, sehingga suplai oksigen dalam tubuh tidak merata. Selain lemak, mereka juga mengindari alkohol, karena alkohol dapat merusak hati secara perlahan-lahan. 

39167465-no-alcohol-and-smoking-sign-create-by-vector-59f0aa02ff240527156e7162.jpg
39167465-no-alcohol-and-smoking-sign-create-by-vector-59f0aa02ff240527156e7162.jpg
Setiap hari, mereka mengontrol nutrisi yang masuk ke tubuh mereka. Tidak semua makanan dapat mereka konsumsi, ada kadar tertentu yang harus dijaga dan dipertahankan. Misalnya, mereka tidak diperbolehkan mengonsumsi karbohidrat secara berlebih, karena karbohidrat yang berlebih dapat menghambat kerja otot. Mereka juga rutin melakukan diet dan detoksifikasi (pembuangan racun dalam tubuh), supaya tubuh mereka tidak mudah sakit, dan organ-organ dalam tubuh mereka dapat berfungsi dengan baik.

Dari beberapa faktor yang sudah dijabarkan di atas, Penulis merangkum semuanya menjadi 4 hal, yaitu

  • Seorang atlet maraton sudah ditakdirkan sejak kecil untuk menjadi atlet, hal ini dibuktikan dengan penemuan suatu kode genetik khusus dalam tubuh seorang atlet, yang dapat membuat tubuh seseorang mudah untuk dilatih menjadi seorang atlet. Sejak kecil mereka memang sangat mahir dalam berolahraga, terutama lari. Bakat inilah yang menuntun mereka menjadi seorang atlet maraton profesional.
  • Seorang atlet maraton memiliki struktur tubuh yang unik dan berbeda dari orang pada umumnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari struktur kaki dan ototnya. Kaki seorang atlet maraton memiliki tulang yang lebih panjang dan keras, dan otot pada tumitnya lebih pendek, sehingga memungkinkan atlet untuk dapat berlari dengan jarak yang jauh dan dapat menyimpan energi mereka supaya mereka dapat berlari dengan waktu yang cukup lama. Struktur kaki yang kuat ini sangat membantu mereka untuk menempuh jarak yang sangat jauh dalam berlari, juga sangat kuat untuk menopang berat badan tubuh yang meningkat hingga 3 kali saat berlari.
  • Manusia dilahirkan dengan kondisi fisik yang berbeda-beda. Pada atlet maraton, mereka juga memiliki keterbatasan fisik, berupa batasan penyerapan oksigen oleh tubuh, kapasitas paru-paru dalam menampung udara, dan lain sebagainya. Semua atlet maraton menyadari keterbatasan mereka tersebut, maka mereka berlatih sesuai batasan mereka tersebut. Jika mereka berlatih keras hingga melampaui batasan mereka, bisa jadi mereka dapat mengalami kerusakan fisik yang cukup serius.
  • Seorang atlet maraton WAJIB menjaga pola hidup mereka, terutama dari makanan. Sebagai seorang atlet, mereka harus dapat menjaga tubuh mereka supaya selalu sehat dan bugar. Untuk itu, setiap hari mereka melakukan olahraga ringan untuk menjaga kesehatan tubuh mereka, misalnya lari pagi, push up, sit up,dan lain sebagainya. Selain aktivitas fisik, mereka juga mengonsumsi makanan yang bergizi, misalnya buah, sayur, daging, dan lain sebagainya. Dengan begitu, tubuh mereka tetap sehat dan selalu bugar.

Dari faktor-faktor di atas, Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua orang dapat menjadi atlet maraton. Namun, orang biasa pun dapat melatih dirinya hingga dapat berlari maraton, dengan tekun berlatih setiap hari dan menjaga pola hidup sehari-hari. Dengan kedua hal tersebut, anda dapat memiliki tubuh yang sehat, dan dapat berlari maraton dengan kuat.

Sekian artikel Saya kali ini. Akhir kata, Saya mohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan dalam penulisan artikel. Saya mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca setia Kompasiana. Terima kasih telah menyempatkan waktu anda untuk membaca artikel saya. Semoga Bermanfaat.

Sumber :

https://hellosehat.com/hidup-sehat/kebugaran/alasan-orang-kuat-lari-jarak-jauh/

http://www.kerjanya.net/faq/5067-kreatinin-kinase.html

http://www.alodokter.com/jika-tubuh-kelebihan-asam-laktat

http://www.kerjanya.net/faq/5061-asam-laktat.html

Buku Biologi Kelas XI SMA Kurikulum 2013 Penerbit Erlangga

Gambar diambil dari hasil pencarian di google.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun