Mohon tunggu...
Erika Andini
Erika Andini Mohon Tunggu... -

I am student! 17 years old. Indonesian Debater Student ^_^ yang bercita-cita tinggal di negeri Antigravitia dan menjadi penulis dongeng!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

3 Hal Sederhana Untuk Menghadapi Pasar Bebas 2015

18 April 2014   16:00 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:31 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

So just welcome back to my website ^^ Today  I gonna post the 'continued story' about AEC 2015. Day by day passed of, we wait for those 'oath'.  Katanya sosialiasi tapi entah berapa puluh hari, berapa ratus jam dan berapa ribu detik semenjak aku posting tentang Sudahkah Kalian Siap Menghadapi AEC 2015 ? Masih tanpa jawaban. Masih tanpa kejelasan. Para politisi sedang sibuk-sibuknya berkoalisi hingga melupakan janji sosialisasi. Hingga melupakan sekelumit fakta yang nantinya akan menghancurkan negeri ini. Wallahu 'alam bisshowab.

Indonesia telah terjajah, secara halus dan di bawah alam sadar. Siapa tahu bahwa kebanyakan perusahaan dan produk yang beredar di pasaran, yang umum digunakan masyarakat merupakan produk bangsa asing ? Bahkan hampir seluruhnya. Seperti yang pernah saya baca di mbah google dengan judul "Dari Bangun Hingga Tidur, Dikuasai Asing"

Tengok saja , dari mulai minum Aqua (74% sahamnya dikuasai perusahaan Danone asal Prancis), atau minum teh Sariwangi (100 % sahamnya milik Unilever, Inggris), minum susu SGM (milik Sari Husada yang 82% sahamnya dikuasai Numico, Belanda), mandi dengan sabun Lux, sikat gigi pakai Pepsodent (milik Unilever), merokok Sampoerna (97% sahamnya mililk Philips Morris, Amerika Serikat).

Makan nasi pakai beras impor. Minum manis , pakai gula impor. Makan buah pakai buah impor. Belum lagi soal tempe yang dipatenkan Jepang. Batik yang dipatenkan Malaysia. Mebel Jepara dikuasai asing. Bahkan , kue gemblong yang panganan Jawa itu pun konon sudah diproduksi di Jepang.

Lalu berangkat kerja naik mobil, bus, motor, atau bajaj sekalipun semuanya bermerk milik perusahaan asing. Di kantor segala ruangan penyejuknya (Air Conditioner) menggunakan merek asing. Pakai computer, nonton teve, telepon selular termasuk operatornya, semua sudah dimiliki perusahaan asing.

Mau belanja pergi ke supermarket Carrefour, milik perusahaan Prancis, bahkan supermarket Alfa pun sudah jadi milik Carrefour dengan penguasaan saham 75%. Atau ke mall Giant, hypermarket itu milik Diary Farm International, Malaysia (yang juga pemilik saham di supermarket Hero). Atau malam-malam cari cemilan ke Circle K, juga merupakan waralaba asal perusahaan Amerika Serikat.
Mau menabung atau mengambil uang di bank swasta nasional, mau bank yang mana saja terserah : apa itu BCA, Danamon, BII, Bank Niaga, dan bank swasta nasional lainnya, hampir semua bank swasta nasional itu sudah milik perusahaan asing (sekalipun masih tetap melekat diistilahkan bank swasta nasional).
Bangun rumah pakai semen Tiga Roda bikinan Indocement, kini sudah menjadi milik Heidelberg, Jerman yang menguasai sekitar 61,70% saham. Atau mau pakai Semen Gresik, juga sudah milik Cemex, Meksiko. Begitupun Semen Cibinong setali tiga uang : 77,37 % sahamnya sudah dimiliki Holchim, Swiss. (Majalah Swa, Juli, 2006)."


Kalau sudah begini apa kita masih saja diam ? Apa kita masih saja pura-pura tidak mengerti akan keadaan negeri kita ini? Pemuda-pemudinya sedang sibuk memadu kasih hingga melakukan aborsi. Anak-anak kecilnya sedang disibukkan untuk berfikir dan mencerna apa hubungannya minyak wangi, rok mini, malam hari dan abang tidak pulang. Dewasa hingga manulanya juga disibukkan dengan melakukan pelecehan seksual. Jadi, akan jadi seperti apa negeri ini ?

Pasar bebas belum terjadi, keadannya sudah amburadul begini. Mampukah kita bersaing dan menciptakan sesuatu yang baru ? Sekedar menjaga dan melestarikan budaya saja terkadang kita ogah-ogahan. Bagaimana kalau membuat ?

Ada beberapa tips menurut saya sendiri hehe untuk mempersiapkan langkah awal menuju Pasar Bebas 2015. Pertama, yang sudah tahu informasi tentang pasar bebas segeralah informasikan kepada keluarga, teman, tetangga di sekitar kita. And don't forget to suggest them to get ready soon ^^ Ya paling enggak udah menginformasikan daripada masyarakat kita nggak tahu apa-apa. Kedua, kembangkan bakatmu. Misal kita suka menulis ya teruslah menulis. Jadilah sosok inspiratif! Jangan mau dijajah keadaan. Memang terkadang  para pelajar dituntut untuk begini begitu dan bla bla bla. Banyak masyarakat awam yang masih beranggapan bahwa pemuda yang bisa menjunjung harkat bangsa adalah pemuda yang nilainya bagus. *uhuk. Monggo dicermati, nilainya bagus itu harus dilihat dari banyak proses. Ada loh yang suka ngerpek, nyontek, smsan, browsing bahkan beli kunci jawaban waktu UNAS. Kalau sudah begitu bangga ya ?

Terkadang kita sebagai pelajar merasa muak dengan kondisi yang nggak relevan di sekolah. No time improving talent. Eh tiba-tiba dicurangin. Jadi apa yang harus kita unggulkan? Masak kita mau menghadapi Pasar Bebas 2015 dengan nilai-nilai abal-abal dan nol kreativitas? Hayooo

And the last way is, be crative, productive and stop consumtive mindset! Cara ini sederhana kok, misal biasanya kita menghabiskan uang jajan untuk beli makanan di sekolah. Mungkin terkadang kita harus membawa bekal dari rumah dan menabung uang jajan. Atau BE CREATIVE. Nah ngomongin yang ini nih kadang-kadang bikin naik darah. Di Indonesia banyak loh copycat copycat yang suka menjiplak, menguntit, bahkan membajak ide karya orang lain, tanpa mencantumkan sumbernya. Percayalah pada jalanmu dan kerativitasmu masing-masing. Kalau kalian menjiplak berarti kalian nggak menghargai karya kalian sendiri dong, padahal sebenernya kalian bisa. *saycondolence*

Nah begitulah kira-kira three best action to face free market 2015. Cara-cara itu sederhana kok. Nggak menghabiskan uang banyak. Buat copycat copycat Indonesia, cepat sadar ya nak! Dunia menunggu karya orsinilmu :p Buat google man di kelas semoga cepet sadar ya, nilai-nilai yang di dapat dari hasil yang isntan tidak akan barakallah. Karena terlalu banyak mi instan tidak baik untuk kesehatan wkwk. - Miara-chan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun