Kelompok mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) di P2BPT Kebun Bibit Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan berhasil membuat inovasi perangkap lalat buah ramah lingkungan yang terbuat dari botol plastik dan diterapkan di Kebun Bibit Ciganjur.
Salah satu permasalahan di Kebun Bibit Ciganjur adalah lalat buah. Lalat buah merupakan hama yang sangat merugikan bagi para petani. Disebut lalat buah karena hama ini hanya merusak bagian buah. Buah-buahan seperti mangga, tomat, jambu, belimbing, dan alpukat merupakan komoditas yang sering dirusak oleh lalat buah.
Perangkap lalat buah yang dibuat oleh mahasiswa KKN-T IPB di P2BPT Kebun Bibit Ciganjur adalah perpaduan antara perangkap lalat buah metil eugenol dan perangkat lalat buah likat kuning atau yellow sticky trap yang terbuat dari botol plastik bekas. Dari perpaduan kedua jenis perangkap tersebut, diharapkan dapat lebih optimal dalam mengurangi populasi lalat buah di Kebun Bibit Ciganjur.
Metil eugenol pada perangkap berperan sebagai atraktan yang digunakan untuk menarik lalat buah jantan. Penggunaan metil eugenol cukup mudah, yaitu dengan meneteskannya pada kapas. Sedangkan perangkap likat kuning atau yellow sticky trap adalah sebuah perangkap serangga berwarna kuning cerah yang dilapisi dengan perekat. Warna tersebut berperan sebagai penarik serangga agar terjerat di perangkap.
Perangkap terbuat dari botol plastik bekas yang didapat dari bank sampah di salah satu RT Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan. Cara pembuatan perangkap ini cukup mudah, yaitu botol plastik dicat berwarna kuning cerah pada bagian luar, lalu dibuat sekitar empat lubang pada sepertiga tinggi botol bagian atas menggunakan solder sebagai pintu masuk lalat. Sebagai tempat menggantungkan kapas, buatkan lubang pada tutup botol. Kapas yang telah dikaitkan pada bagian paling ujung bawah kawat kemudian digantungkan pada tutup botol. Selanjutnya 3/4 dari ketinggian botol dilapisi plastik dan diberikan lem. Botol kemudian diisi air sebanyak 1/4 dari tinggi botol, lalu 1-2 ml metil eugenol diteteskan pada kapas di setiap botol.
Setelah pembuatan perangkap selesai, botol diikat menggunakan tali dan dipasang dengan posisi menggantung kurang lebih 1,5-2 meter dari permukaan tanah.