Mohon tunggu...
Muhammad Tegar Sembiring
Muhammad Tegar Sembiring Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Remaja beranjak dewasa yang ingin jadi penulis.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Review Buku "Api Tauhid: Cahaya Keagungan Cinta Sang Mujaddid"

3 Maret 2024   11:23 Diperbarui: 3 Maret 2024   11:32 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena terlalu memaksakan diri, Fahmi jatuh sakit. Niatnya untuk khatam Al-Quran 40 Juz pun batal. Dia lalu diajak teman-temannya pergi ke Turki untuk menyusuri jejak seorang Syaikh besar kebanggaan Turki, Syaikh Badiuzzaman Said Nursi.

Perjalanan itu membawanya menyusuri jejak sejarah. Bagaimana keadaan masyarakat Turki setelah runtuhnya Daulah Turki Utsmani, hingga berdirinya Turki modern yang dipimpin kaum sekuler. Mendengarkan kisah sang Badruzzaman Said Nursi yang berjuang menentang pemerintahan lalim, Fahmi merasa masalah yang dihadapinya tidak layak disebut.

Dalam perjalanan itu pula Fahmi dipertemukan dengan dua wanita. Aysel, seorang wanita yang pernah menjalani gaya hidup bebas khas Eropa, dan Emel, gadis Turki yang teguh memegang syariat Islam.

 Perjalanan itu membuat Fahmi dihadapkan pada pilihan. Apakah melangkah bersama Aysel, atau Emel? Atau berputar kembali bersama Nuzula?

Review

Sebagai hasil tangan Novelis No. 1 Indonesia, "Api Tauhid" tak perlu diragukan lagi. Identitasnya sebagai Novel sejarah pembangun jiwa sudah cukup dibuktikan dengan perjalanan hidup Badiuzzaman Said Nursi yang termuat di dalamnya. Kisah hidup sang Badiuzzaman ditulis dengan apik dan mudah dipahami. Membuat pembaca seringkali ikut merasakan bagaimana kondisi Said Nursi kala itu.

Unsur romansa yang ada pun tak berlebihan. Kisah cinta yang dilandaskan pada Islam sungguh menyentuh hati. Novel ini, secara tipis, menyinggung bagaimana pemuda-pemudi saat ini terpengaruh oleh budaya barat, pacaran, yang tidak sesuai dengan syariat Islam. 

Kata-kata halus yang diungkapkan dalam novel ini dapat sangat menggugah kesadaran pembaca. Membuat kita dapat kembali merenungi kehidupan yang telah dijalani.

Latar belakang cerita menghadirkan Turki dan segala keindahannya. Membuat pembaca dapat lebih memahami negeri tempat berdirinya Daulah Turki Utsmani yang runtuh 100 tahun silam.

Novel ini mengajarkan banyak tentang kesabaran, keteguhan menuntut ilmu, keteguhan dalam membela agama Allah, serta bagaimana cinta dapat diwujudkan tanpa harus mendekati zina.

Ini adalah novel yang luar biasa, khususnya bagi mereka yang sedang berjuang melawan tren pacaran yang tengah merebak di generasi muda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun