Mohon tunggu...
Muhamad Egi Rachman Fauzi
Muhamad Egi Rachman Fauzi Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Cipasung Tasikmalaya

Belum sukses, tapi udah sibuk.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Eksistensialisme Serta Kebebasan: Memastikan Arti Hidup di Dunia Moderen Yang Absurd

17 Februari 2025   23:29 Diperbarui: 17 Februari 2025   23:29 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Memastikan Arti Hidup di Dunia Modern yang Absurd (Sumber: Pexels.com/Cottonbro studio)

Eksistensialisme merupakan salah satu aliran filsafat yang menekankan berartinya kebebasan orang dan pencarian arti hidup di dunia yang kerap kali terasa absurd, semacam yang nampak dalam realitas kalau manusia diharapkan menghasilkan arti sendiri walaupun dunia nampak acuh tidak acuh terhadap perjuangan mereka.

Pemikiran eksistensialis, yang dipelopori oleh tokoh semacam Jean- Paul Sartre serta Albert Camus, menyoroti kenyataan kalau hidup tidak mempunyai arti yang baku. Oleh sebab itu, tiap orang bertanggung jawab buat menghasilkan maknanya sendiri.

Dalam pemikiran ini, kebebasan tidak cuma jadi anugerah namun pula beban, sebab tiba bersama tanggung jawab moral yang besar. Eksistensialisme mengajak manusia buat mengalami absurditas hidup tanpa melarikan diri, melainkan menerimanya dengan pemahaman penuh serta terus berjuang mencari arti dalam kehidupan tiap hari.

Eksistensialisme berakar dari pemikiran filsuf- filsuf semacam Sren Kierkegaard serta Friedrich Nietzsche. Kierkegaard, yang kerap dikira selaku"ayah eksistensialisme," menekankan berartinya ikatan personal manusia dengan Tuhan. Nietzsche, di sisi lain, mengusung gagasan kalau manusia wajib melampaui nilai- nilai tradisional serta menghasilkan arti hidupnya sendiri.

Pada abad ke- 20, pemikiran eksistensialisme tumbuh pesat lewat karya Jean- Paul Sartre serta Albert Camus. Sartre menekankan kebebasan selaku esensi manusia, sebaliknya Camus memusatkan atensi pada absurditas kehidupan.

Eksistensialisme tidak cuma mempengaruhi dunia filsafat namun pula seni, sastra, serta budaya terkenal. Aliran ini senantiasa relevan dalam dialog modern tentang bukti diri, kebebasan, serta arti hidup di tengah tantangan dunia yang terus menjadi lingkungan.

Kebebasan serta tanggung jawab merupakan inti dari filsafat eksistensialisme. Manusia dikira selaku makhluk yang seluruhnya leluasa buat memastikan hidupnya. Kebebasan ini tidak cuma terbatas pada aspek raga, namun pula mengaitkan kebebasan eksistensial, ialah keahlian buat memilah serta memastikan arah hidup secara sadar, terlepas dari tekanan eksternal semacam norma sosial, tradisi, ataupun hukum.

Jean- Paul Sartre menyebut kebebasan ini selaku"kutukan" sebab manusia tidak dapat menghindarinya. Bagi Sartre," Manusia terkutuk buat leluasa," yang berarti kalau manusia senantiasa dihadapkan pada opsi, apalagi kala dia memutuskan buat tidak berperan.

Tiap keputusan yang diambil bawa konsekuensi, serta manusia wajib bertanggung jawab penuh atas tindakannya. Tidak terdapat ruang buat menyalahkan orang lain ataupun kondisi eksternal atas opsi yang sudah terbuat.

Sren Kierkegaard meningkatkan kalau kebebasan ini kerap kali diiringi kecemasan eksistensial, ialah perasaan risau yang timbul dari pemahaman hendak tanggung jawab penuh atas hidup kita. Tetapi, kecemasan ini pula membagikan kesempatan untuk manusia buat hidup secara autentik, ialah menempuh hidup cocok dengan nilai serta prinsip yang betul- betul diyakini. Dalam kehidupan tiap hari, konsep kebebasan ini nampak dalam bermacam keputusan, semacam opsi karier, ikatan, ataupun nilai- nilai hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun