Setelah 9 bulan melewati masa-masa galau, akhirnya saya baru menyadari bahwa proses saya melewati masa-masa galau terbilang positif. Ketika beberapa dari kami, anak muda, memilih melampiaskan galau mereka ke arah yang negatif seperti mabuk-mabukan, kebut-kebutan di jalanan, atau mencari perempuan lain hanya sebagai pelampiasan. Tanpa pernah saya sadari sebelumnya, saya telah memilih untuk fokus pada diri sendiri.
Harus diakui bahwa putus dari orang terkasih adalah salah satu fase yang paling sulit dilewati bagi beberapa orang. Putus hubungan bisa memicu kita menjadi kehilangan nafsu makan, stres, bahkan berujung kepada depresi. Pun saya pribadi merasakan beberapa hal tersebut. Saya juga menyadari bahwa hal tersebut mempunyai dampak buruk bagi diri sendiri jika sampai mengganggu aktivitas harian kita.
Ketika galau, sering kali secara tidak sadar kita menyalahkan orang lain dalam keterpurukan yang kita alami. Walaupun sebenarnya, yang menyebabkan kita terpuruk adalah diri sendiri. Sebagai salah satu penyintas galau, setidaknya ada 5 hal yang saya lakukan dan terbukti sukses membantu saya melewati masa-masa menyedihkan itu.
1. Ubah mindset dan alihkan pikiran
Berdasarkan pengalaman, saya percaya bahwa kesedihan dan keterpurukan yang dialami manusia ketika putus cinta tidak hanya melibatkan perasaan, tapi juga pikiran. Dalam hal ini saya meminjam istilah yang ramai digunakan warga Twitter, overthinking. Pun sebenarnya, kebiasaan overthinking seperti ini justru tidak baik, loh.
Poin penting dari melupakan mantan bukan dengan membiarkan kita menahan kepergiannya dan menolak fakta bahwa kita sudah tidak lagi dengannya. Justru sebaliknya, kita harus menerima fakta bahwa dia sudah bukan pasangan kita lagi. Betul untuk move on itu berat, tapi bukan berarti dijadikan pembenaran untuk menolak menerima keadaan.
Alihkan pikiran-pikiran negatif tentang mantanmu ke hal-hal positif lainnya. Mulai cari kesibukan baru yang produktif dan menyita waktu serta pikiranmu lebih banyak. Dengan mengalihkan pikiran, kamu bukan hanya memberi dirimu kebebasan, tapi kamu juga bisa terlepas dari bayang-bayang mantanmu karena waktumu tersita untuk hal yang lebih berguna.
2. Menulis
Cara selanjutnya yang saya lakukan adalah membuat tulisan. Hal ini menurut saya efektif untuk mengalihkan pikiran. Tidak melulu tulisan berat, tapi tulisan ringan seperti cerpen atau puisi yang bersumber dari kegelisahan pribadi.
Menulis sama dengan mencurahkan isi hati. Bedanya bukan ke orang lain, namun ke diri sendiri. Dengan cara ini, kamu bisa mengeluarkan emosi negatif yang ada dalam dirimu tanpa harus kesulitan mencari pendengar untuk keluh kesahmu. Pun tulisan bisa dijadikan media untuk mentransfer perasaan dan emosi negatif yang selama ini dipendam.
Sesekali bisa kirim tulisan juga ke beberapa web portal yang menerima kiriman tulisan, atau akun sosial media pribadi. Menjadikan kegalauan sebagai sebuah karya yang kelak mempunyai nilai informasi dan rekreasi. Lumayan, toh?