Temanggung -- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) menghadirkan program kerja bertajuk "Laskar Gizi: Lawan Stunting dengan Pangan yang Bergizi" sebagai wujud kepedulian terhadap permasalahan gizi di Desa Bojonegoro, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung. Berdasarkan data tahun 2025, terdapat 17 balita berisiko stunting dan satu ibu hamil dengan kondisi gizi kurang baik. Kondisi ini mendorong lahirnya inisiatif nyata untuk menekan risiko stunting melalui intervensi gizi yang mudah dilakukan, murah, dan berkelanjutan dengan memanfaatkan potensi lokal.
Program ini dilaksanakan pada 1 Agustus 2025 dengan berfokus pada pemberian makanan tambahan berupa puding jagung dengan fla santan. Pemilihan jagung sebagai bahan utama bukan tanpa alasan, karena jagung merupakan hasil pertanian melimpah di Desa Bojonegoro. Selain mudah diperoleh, jagung juga mengandung karbohidrat, protein nabati, vitamin B, zat besi, dan serat yang baik untuk pertumbuhan anak dan kesehatan ibu hamil. Dengan mengolahnya menjadi puding, jagung menjadi lebih menarik, mudah dikonsumsi, dan tetap bernilai gizi tinggi.
Tidak hanya memberikan makanan, tim KKN juga menyelenggarakan edukasi mengenai pentingnya gizi seimbang dan pemanfaatan bahan pangan lokal. Edukasi ini disampaikan melalui leaflet yang berisi informasi tentang cara pengolahan jagung menjadi menu sehat, manfaatnya bagi kesehatan, serta langkah-langkah pencegahan stunting. Harapannya, masyarakat tidak hanya menerima manfaat secara langsung, tetapi juga memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mengolah hasil pertanian desa menjadi makanan bergizi sehari-hari.
Program ini dilaksanakan secara partisipatif dengan melibatkan kader posyandu, perangkat desa, dan keluarga sasaran. Melalui kolaborasi ini, masyarakat dapat melihat langsung bahwa jagung yang biasanya dianggap sebagai pangan pokok atau pakan ternak ternyata bisa diolah menjadi makanan sehat bergizi tinggi. Pendekatan ini diharapkan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pemanfaatan potensi lokal sebagai solusi kesehatan tanpa bergantung pada pangan dari luar desa.
Hasil dari program Laskar Gizi tidak hanya berupa distribusi puding jagung kepada balita berisiko stunting dan ibu hamil, tetapi juga meningkatnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang. Selain itu, kehadiran leaflet edukasi gizi turut menjadi media informasi berkelanjutan bagi warga desa.
Dengan adanya program ini, Desa Bojonegoro diharapkan dapat menjadi contoh kemandirian dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat melalui pemanfaatan pangan lokal. Ke depan, pemanfaatan jagung secara berkelanjutan diyakini mampu memperbaiki kualitas gizi ibu dan anak sekaligus memperkuat ketahanan pangan desa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI