Tumbuh dan berkembang di rumah nenek memang memberikan pelajaran ketika Ramadan tiba. Sejak usia SD saya dan adik-adik memang senang tinggal di rumah nenek. Rumah orang tua sejatinya tidaklah jauh, hanya beda beberapa rumah saja tetapi rumah nenek selalu menyenangkan karena di situ banyak saudara mama.Â
Di rumah itu saya mendapatkan banyak pelajaran disiplin. Tidur siang adalah kewajiban anak kecil dan bisa dihukum jika ketahuan tidak melaksanakannya. Begitu juga dengan mengaji. Sejak kecil sudah diwajibkan mengenal kitab suci al Quran meski dengan metode mengaji kampung. Waktu itu belum diberikan kebebasan mengaji di sebuah lembaga yang saat ini disebut dengan TPQ atau TPA.Â
3 Hal Sulit Dilupakan Ketika Bulan Ramadan Saat Masih KecilÂ
Masa kecil memang sulit untuk dilupakan. Kenangannya akan selalu melekat meski sudah lama sekali. Seperti halnya tiga kenangan Ramadan saat masih kecil seperti berikut ini:
Dikejar Anjing Saat Pulang Tarawih
Demam 3 Hari. Ini akibatnya karena saya kaget dan sontak lari hingga terjatuh. Tidak tahu darimana anjing itu muncul yang pastinya membuat saya tidak pikir panjang lagi segera meninggalkan lokasi itu. Anjing yang lari mengejar saya dan orang sekitar justru melihat-lihat tanpa pertolongan. Anjing itu pergi setelah saya terjatuh.Â
"Kalau ada anjing jangan ikut lari, Nak. Jongkok lalu lempar batu."
Ini kata nenek saya. Namun, namanya anak kecil tentu hal itu belum saya ketahui. Jadi deh saya yang bersemangat belajar puasa harus rela tidak berpuasa karena demam dan harus minum obat. Trauma saya pun diobati waktu itu tetapi tetap saja sampai sekarang masih ngeri dan geli kalau lihat anjing dari kejauhan.Â
Lomba Membersihkan Perabot demi Uang Merah
Rumah nenek termasuk rumah yang besar di area lingkungan kami tinggal. Bahkan menurut cerita mama, nenek termasuk orang terpandang sehingga banyak yang segan dan selalu berharap THR Lebaran tiap tahun. Ya, nenek setiap tahun bagi-bagi THR kepada yang membutuhkan. Lebih diutamakan yang masih ada hubungan kekerabatan karena mereka lebih wajib dibantu terlebih dahulu kata nenek.Â
Pembagian THR juga dirasakan oleh saya dan cucu-cucu nenek lainnya. Namun, untuk mendapatkan nominal yang lebih banyak, tentu harus mau mengerjakan sesuatu dulu. Ya, bersih-bersih rumah.Â
Ritual paling sering terjadi di rumah nenek jika menjelang Lebaran adalah semua orang membersihkan seluruh sudut ruangan yang ada di rumah. Tujuannya tidak lain agar tidak malu-maluin saat ada tamu yang datang berkunjung untuk silaturahim. Rumah nenek memang tidak akan sepi tamu jika Lebaran karena keluarga besar pun sudah tak terhitung jumlahnya. Belum lagi dengan tetangga atau teman-teman dari masing-masing anggota keluarga pun tidak luput kehadirannya saat hari raya.Â
Saya rela lembur membersihkan semua perabot asal yakin saat Lebaran bisa dapat 1 lembar uang merah (istilah sakral waktu itu ketika menyebut nominal uang 100 ribu rupiah). Berlomba dengan adik-adik saya dan pastinya tidak sampai membuat lupa beribadah.Â