Mohon tunggu...
Rahmah Chemist
Rahmah Chemist Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger - Product Photographer

Simple, challenge, suka nulis and fun. Temui saya di dunia maya... Blog: http://chemistrahmah.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ketika Lalai Bersuci

10 Mei 2021   22:17 Diperbarui: 10 Mei 2021   22:20 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah masuk akhir Ramadan, Rara masih saja berharap ada keajaiban. Bibirnya terus merapal do'a agar tak mendapat tamu bulanan. Pasalnya, dia terlanjur ikut taruhan dengan Laila bahwa dia bisa puasa penuh sebulan. Padahal, bisa dihitung jari perempuan yang bisa dalam kondisi demikian. Namun, janji sudah terlanjur terucap, Rara terus berdo'a pada yang memegang ketetapan. 

Rara berani dan sepertinya terlalu sombong sehingga tergelincir pada janji seperti itu. Laila sendiri sebenarnya hanya menguji Rara jelang Ramadan. Apakah sombongnya masih terpelihara atau malah berubah menjadi lebih baik dan penuh kebaikan. Laila pun menanti informasi Rara karena puasa sudah masuk hari ke dua puluh delapan. 

"Ra, sudah bolong puasanya?" 

"Belum dong, La. Pasti aku full ini."

Kalimat Rara ternyata masih bernada sombong. Laila hanya bisa tersenyum membaca chat Rara yang diharapkan tak berbohong. 

*** 

"Memang taruhanmu berapa?" Tanya Fara, adik Rara yang mengetahui permasalahan setelah kakaknya cerita.

"Taruhannya sih cuma dua ratus ribu. Namun, aku yang malu karena terlalu percaya diri."

"Ya kakak kok bisa-bisanya taruhan begitu. Sekarang pusing 'kan? Malah enggak khusyu' ibadah. Bahkan tuh mimpi terus."

"Iya nih. Tahu sendiri kakak kalau banyak pikirannya jadinya kebawa sampai mimpi."

"Memang kakak belum haid beneran? Atau jangan-jangan kakak bohong?"

"Ih, apaan sih. Cek saja sendiri tuh di kamar mandi. Biasanya 'kan kamu tahu kondisi kakak seperti apa kalau lagi kedatangan tamu bulanan."

"Iya juga sih. Ada-ada aja memang kak Rara nih. Hidup kok selalu pengen dianggap wow orang lain."

*** 

"Huaaah, tidaaak!!!" 

"Ada apa kak Rara?" Fara langsung menuju sumber suara yang mengagetkan. 

"Aku kalah taruhan deh. Hiks, baru saja datang tamunya. Ya Allah kok gini amat sih?"

"Hush. Istighfar kak Rara. Enggak baik ngomong begitu. Apalagi sama Allah."

"Astaghfirullah al'adziiim. Maafkan aku ya Allah. Keceplosan."

"Udah, sekarang kakak istirahat sana. Nanti malah pingsan di sini. Aku enggak kuat angkat ke kamar." 

"Baiklah. Kakak juga akan jujur ke Laila."

*** 

"Kakak kamu lucu sih, Far. Perempuan 'kan kodratnya memang datang bulan. Dan itu yang berikan Allah dengan segala macam kebaikan. Sayangnya terlalu ingin terlihat hebat, kakakmu suka lalai."

"Iya Kak. Maafin kakak saya ya. Entah kapan dia bisa berubah."

"Iya, dari dulu sudah paham kok, Far." 

"Asik nih kak Laila dapat dua ratus ribu."

"Ah, aku ga bakal ambil kok Far. Lagian aku tahu Rara lagi butuh duit itu."

"Kak Laila baik banget sih."

*** 

Kondisi Rara ternyata tak seperti biasanya. Datang bulan tidak membuatnya lemas dan masih bisa beraktivitas yang berat-berat. Dia heran karena biasanya bakalan rebahan seharian bahkan bolak-balik ke toilet karena harus ganti berkali-kali. 

"Sepertinya Allah memberimu banyak kemudahan Ramadan ini. Gitu ngomongnya sembarangan."

"Iya nih Far. Allah baik banget yak. Sampai bingung mau berkata apa. Sekarang nyeri enggak ada sama sekali."

*** 

Sepekan berlalu...

"Hari raya yang sama dengan tahun 2019 lalu. Tak bisa ikut salat Ied."

"Ya karena memang sudah ditakdirkan begitu. Ngomong-ngomong, semalam kakak mimpi buruk. Ada apa? Apa yang dipikirkan?"

"Hmm itu, kakak sempat lewat sehari tak bersuci. Mimpi buruk dikejar-kejar dosa."

"Ya, Tuhan. Mentang-mentang sudah lewat Ramadan lalu lalai. Jangan sepelekan soal thaharah lho, Kak. 'Kan sebelum Ramadan sudah diingatkan sama Ustazah di pengajian online. Kakak gimana sih?"

"Iya iya. Ih bawel banget sih adik kakak satu ini." 

"Habisnya, kak Rara aneh. Masalah penting dilewatin."

"Iya. Kakak saking asiknya ikutan halal bi halal daring jadi lupa mensucikan diri. Astaghfriullah..." 

***

Banyak yang tidak memahami bahwa menunda-nunda untuk mensucikan diri bisa mendatangkan bahaya untuk diri. Salah satunya adalah malaikat tidak mau mendekati kita karena malaikat sendiri adalah makhluk yang suci. Sebagaimana hadist berikut:

Diriwayatkan dari 'Ammar bin Yasir, bahwa Rasulullah bersabda. Setidaknya ada tiga orang yangtidak didekati malaikat. Pertama adalah bangkai orang kafir, orang yang melumuri tubuhnya dengan za'faran, dan orang yang menunda mandi junub kecuali dirinya berwudhu. 

Semoga ada hikmah di balik cerita fiksi di atas... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun