Mohon tunggu...
Rahmah Chemist
Rahmah Chemist Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger - Product Photographer

Simple, challenge, suka nulis and fun. Temui saya di dunia maya... Blog: http://chemistrahmah.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ramadan dan Pandemi, Kenyataan yang Harus Dijalani

14 April 2021   05:12 Diperbarui: 14 April 2021   05:15 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadan tiba

Ramadan tiba

Ramadan tiba

Marhaban yaa Ramadhan

***

Lantunan lagu yang senantiasa terdengar sejak sepekan lalu dan hari ini adalah masuk hari kedua Ramadan. Mencoba menuliskan lagi kisah Ramadan di tengah pandemi yang sama sekali tidak pernah terbayangkan. 

Ya, setahun lalu langkah mudik harus terhenti karena larangan mudik untuk mencegah penyebaran virus Corona. Bagaimana dengan tahun 2021 ini? Sama! 

Inilah kenyataan yang harus dijalani. Tidak ada yang ingin seperti ini. Namun, sebagai warga negara tugasnya mentaati ulil amri. 

Belajar dari Ramadan Pandemi Tahun Lalu

Kalau bicara Ramadan tahun kemarin, selalu ada pelajaran yang diambil dan diaplikasikan lagi pada Ramadan tahun ini. Apa saja itu?

1. Lebih banyak Sabar

Ya, Ramadan tahun lalu benar-benar melatih kami dengan kesabaran. Soalnya baru pertama kali kami lebaran Idul Fitri di kota besar tanpa keluarga besar. Padahal, saya dan suami sama-sama anak yang paling tidak bisa lebaran tanpa berkumpul dan bertemu saudara. Sejak menikah, kami punya kesepakatan agar setiap momen penting, harus pulang. Entah itu ke kampung halaman suami di Kertosono atau kampung halaman saya di Makassar. 

Namun, sejak Ramadan di tengah pandemi, momen mudik atau pulang kampung atau apapun namanya, menjadi sesuatu yang kini tidak lagi masuk dalam agenda di akhir Ramadan. 

Bersabar menikmati dan menjalani Ramadan bersama keluarga kecil kami adalah pelajaran berharga bahwa inilah kebahagiaan yang mungkin tidak semua orang miliki. 

2. Lebih menjaga Kebersihan

Ramadan tahun lalu benar-benar kami lewati dengan selektif dalam mengkonsumsi apa pun. Soalnya, keluar rumah menjadi sesuatu yang membuat kami was-was, apalagi dalam memilih takjil yang dijajakan di luar. Dan sebagian besar pedagang takjil yang biasanya memenuhi sepanjang jalan tempat kami tinggal pun sepi. Hanya satu dua yang menjualnya. Makanya hal ini membuat kami juga jadi selektif dalam membeli. Harus yakin benar-benar bersih. 

Selain itu, saking kami menjaga kebersihan, kegiatan tarawih bersama denga keluarga ibu kontakan pun ditiadakan. Biasanya menggelar salat berjamaah karena kami sudah dianggap anak sendiri, tetapi sejak Ramadan pandemi tahun lalu ditiadakan. Ramadan tahun ini pun demikian. 

3. Lebih banyak Kegiatan 

Kegiatan di sini tentunya di rumah saja. Karena anak pertama sudah menjelang 7 tahun, maka aktivitasnya bertambah dalam urusan ibadah. Kami mengajaknya untuk lebih semangat berpuasa dan sebisa mungkin full selama sebulan. Soalnya, tahun lalu puasanya harus terhalangi dengan kondisinya yang kurang sehat sehingga hanya bisa puasa full selama 10 hari saja. Selebihnya setengah hari alias puasa bedug Dzuhur. 

Selain kegiatan puasa, kami juga mulai intens mengajaknya untuk tidak bolong melaksanakan salat. Alhamdulillah, untuk satu ini sebulan sebelum Ramadan memang sudah terbiasa. Jadi, ketika mendengar azan, dia sudah memahami itu pertanda masuk salat. 

Mengajaknya menggambar tiap hari dengan tema berbeda adalah kegiatan seru lainnya. Jadi, hari pertama kemarin menggambar masjid, kalau hari kedua adalah menggambar siapa saja yang harus puasa. 

Dan masih banyak kegiatan lainnya. Sederhana tetapi tetap bermakna. Dan kami pastikan anak-anak tidak lagi mendesak kami dengan sebuah pertanyaan yang belum bisa dijawab yaitu "Kapan bisa lebaran lagi sama keluarga?"

*** 

Well, apa pun yang terjadi pada Ramadan di tengah pandemi ini, saya bersyukur masih diberikan umur panjang dan benar-benar memanfaatkan bulan yang penuh ampunan ini. Sebab, tahun depan entah bisa bertemu atau tidak lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun