Mohon tunggu...
M Haiqal Putra
M Haiqal Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa

Politik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemuda di tengah permasalahan kota : peran dan solusi

7 Oktober 2025   10:06 Diperbarui: 7 Oktober 2025   09:10 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kota selalu menjadi ruang yang dinamis, penuh dengan peluang sekaligus tantangan. Pertumbuhan penduduk yang cepat, mobilitas yang tinggi, hingga kompleksitas sosial-ekonomi menjadikan kota sebagai pusat permasalahan yang memerlukan solusi kreatif dan berkelanjutan. Di tengah kondisi tersebut, pemuda memiliki peran yang tidak bisa diabaikan. Mereka bukan hanya calon pemimpin masa depan, tetapi juga aktor perubahan hari ini.

Permasalahan kota yang kita hadapi sangat beragam: mulai dari banjir, kemacetan, sampah, polusi udara, keterbatasan ruang hijau, hingga kesenjangan sosial dan pengangguran. Jika hanya mengandalkan pemerintah tanpa adanya partisipasi aktif masyarakat, penyelesaiannya akan berjalan lambat. Di sinilah pentingnya keterlibatan pemuda yang memiliki energi, kreativitas, serta keberanian untuk menghadirkan terobosan baru.

Pemuda dapat menjadi motor inovasi melalui pemanfaatan teknologi. Kota Samarinda, misalnya, tengah menghadapi masalah serius dalam pengelolaan sampah dan potensi banjir yang cukup parah. Anak muda bisa menghadirkan aplikasi digital untuk memetakan titik-titik penumpukan sampah, menghubungkan bank sampah dengan masyarakat, atau mengembangkan platform edukasi daur ulang. Dengan cara ini, permasalahan yang tampak kompleks dapat diselesaikan melalui teknologi sederhana namun berdampak luas. Inovasi seperti ini tidak hanya membantu menyelesaikan persoalan lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi dan lapangan kerja baru.

Selain inovasi digital, pemuda juga memiliki keunggulan dalam membangun gerakan sosial berbasis komunitas. Di kota-kota besar, muncul komunitas anak muda yang peduli pada isu lingkungan, transportasi publik, hingga kesenian jalanan. Misalnya, gerakan menanam pohon di ruang-ruang kosong perkotaan, kampanye bersepeda untuk mengurangi polusi, atau kegiatan mural yang menghidupkan wajah kota. Kekuatan mereka terletak pada kemampuan mengorganisir rekan sebaya dan menyampaikan pesan perubahan dengan cara yang lebih segar, populer, dan mudah diterima publik. Komunitas-komunitas seperti ini sering kali lebih fleksibel dan responsif terhadap isu-isu lokal dibandingkan dengan lembaga formal.

Di sisi lain, pemuda juga dapat berperan dalam mengkritisi kebijakan kota. Tidak semua regulasi berpihak pada keberlanjutan atau kebutuhan masyarakat kecil. Pemuda yang aktif di ruang akademik, organisasi masyarakat, maupun media sosial memiliki kesempatan untuk menyuarakan kritik sekaligus menawarkan alternatif solusi. Dengan sikap kritis dan progresif, mereka dapat menjadi penghubung antara masyarakat akar rumput dengan pengambil kebijakan. Partisipasi dalam forum publik, pembuatan petisi, atau diskusi kebijakan melalui media digital menjadi cara efektif agar suara pemuda bisa didengar oleh pihak yang berwenang.

Lebih dari itu, kota bukan hanya soal fisik dan infrastruktur, tetapi juga tentang kualitas hidup warganya. Pemuda yang bergerak di bidang kewirausahaan sosial, pendidikan, dan seni mampu menciptakan ruang ekspresi sekaligus peluang ekonomi baru. Inisiatif seperti pelatihan keterampilan digital, ruang belajar kreatif bagi anak-anak marginal, atau usaha mikro berbasis komunitas bisa membantu mengurangi kesenjangan sosial yang masih menjadi persoalan banyak kota. Pemuda yang peduli pada aspek inklusivitas dan keadilan sosial akan menjadi penentu penting dalam menciptakan kota yang ramah bagi semua kalangan.

Namun, semua itu tidak bisa berjalan jika pemuda hanya bersikap pasif atau sekadar menunggu kesempatan datang. Peran besar pemuda menuntut adanya kesadaran kolektif, keberanian untuk terlibat, serta kemampuan untuk berkolaborasi dengan pemerintah dan masyarakat. Kota adalah rumah bersama, dan setiap generasi memiliki tanggung jawab untuk menjaganya.

Diperlukan pula dukungan dari berbagai pihak agar potensi pemuda bisa benar-benar berkembang. Pemerintah kota sebaiknya membuka ruang partisipasi yang lebih luas bagi anak muda, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan program pembangunan. Dunia pendidikan juga harus mampu menumbuhkan kesadaran sosial dan semangat kepemimpinan sejak dini. Bahkan sektor swasta dapat turut serta melalui program kemitraan, CSR, atau inkubasi startup yang digerakkan oleh generasi muda.

Dengan energi, kreativitas, dan idealisme yang dimiliki, pemuda sejatinya adalah kunci dari solusi permasalahan kota. Jika mereka mampu memadukan inovasi teknologi, gerakan sosial, kritik konstruktif, serta aksi nyata di lapangan, maka wajah kota akan berubah menjadi ruang yang lebih inklusif, sehat, dan berkelanjutan. Pada akhirnya, keberlanjutan kota di masa depan akan sangat ditentukan oleh sejauh mana pemuda hari ini berani mengambil peran dalam menjawab tantangan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun