Mohon tunggu...
M Hadi Saputra
M Hadi Saputra Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti di Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Aek Nauli

Alumni Mahasiswa Linkage program Magister ITB dan Hiroshima University Alumni Mahasisiwa Kehutanan UGM Tertarik dengan IPTEK Kehutanan dan Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Karena tak ada yang suka orang miskin

19 Desember 2021   00:35 Diperbarui: 19 Desember 2021   00:55 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sejak matahari belum bersinar, setiap jengkal tanah dan aspal di pusat kota telah ramai dengan langkah kaki serta teriakan para pedagang yang menyiapkan barang dagangan. Menunggu rezeki yang telah ditetapkan hari itu. Mengais serpihan koin perak dan kertas lusuh, untuk di jadikan lauk hari itu. 

Tak ada yang suka orang miskin. Kata cambuk yang menjajal para penjual mendorong kereta dagangan melintasi aspal panas siang hari. Seorang ibu yang meneriaki harga diskon barang dagangannya sembari menggendong bayinya yang tidur. Melompat lompat si bujang kecil di antara sampah tuk mencari sisa makanan dan barang bekas tuk di jual di pasar loak. Untuk setiap orang yang melangkah pergi mencari rezki agar tak jadi si orang miskin. 

Miskin menjadi tabu tuk dilihat dan didengar. Karena ia tak bermanfaat bagi mereka yang suka meminjam uang. Bagi mereka yang punya utang tuk di bayar. Bagi mereka yang sibuk menjilat si kaya tuk naik status. Bagi mereka yang sibuk tuk kerja tak jadi si miskin. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun