Mohon tunggu...
Marcell Gunas
Marcell Gunas Mohon Tunggu... Buruh - Tinggal di Yogyakarta

Bukan penulis, tapi suka nulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kembali ke Kompasiana: Bukan Pencapaian sih, tapi Oke Aja

15 Oktober 2021   12:38 Diperbarui: 15 Oktober 2021   12:52 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya memutuskan untuk kembali ke Kompasiana. Sebelumnya saya pernah ada di platform weblog besutan Kompas Gramedia ini, dengan akun bernama sama, namun berbeda username: Marcell Gunas. 

Di akun Kompasiana lama saya, hanya ada tiga artikel yang ditulis. Pembaca di tiap artikelnya tidak banyak. Saya sudahi beraktivitas di Kompasiana saat itu karena saya lebih menggarap tulisan di platform blogging lain (saat itu memang sedang semangat belajar blogging, SEO, dan Web Manajemen). 

Saya bukan seorang penulis andal. Tapi, ya Suka 'nulis aja, sih. Sekadar suka. Jika dibandingkan dengan penulis Kompasiana lainnya, saya rasa kemampuan saya jauh lebih rendah. Ini mungkin masalah di banyak pegiat 'menulis', apalagi untuk menulis di Kompasiana. Kata beberapa teman saya begitu.

Tapi apapun itu, menulis tetaplah sebuah kegiatan yang asyik. Kata Pramoedya Ananta Toer, "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah." 

Sewaktu menulis, seseorang merenungkan gagasannya dan menyempurnakan penangkapannya terhadap sesuatu hal sehingga akhirnya ia dapat memperoleh pemahaman yang baru atau yang lebih mendalam tentang hal yang hendak ia tulis.

Kadang-kadang masalah muncul di tahap ini: Apa itu merenung? Apa yang harus direnungkan agar melahirkan sebuah tulisan? Dua pertanyaan receh a.k.a unfaedah, tapi kadang-kadang tak memunculkan jawaban  ringkas dan mudah dimengerti.

Merenung adalah salah satu bentuk kegiatan berpikir. Berpikir adalah kegiatan akal budi. Dengan berpikir, manusia mengolah, mengerjakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Dan dengan mengolah dan mengerjakannya, ia memutuskan untuk melakukan sesuatu yang tepat.

Pengetahuan lahir dari bermacam-macam sumber. Ia bisa lahir dari pengamatan indera, bisa juga lahir dari refleksi atas pengalaman, bisa juga lahir berdasarkan "penalaran" metodis dan sistematis, sebuah kajian khusus dalam ilmu logika. 

Saya tidak akan membahas sejauh itu. Wong ini cuma tulisan pembuka karena telah kembali ke Kompasiana. he he..

Apa itu menulis?

Setelah seseorang dapat menghimpun banyak ide, ia harus mengembangkan idenya. Cara mengembangkan ide dapat melalui cara berpikir reflektif (pantul diri) dan asosiatif (saling berhubungan) sehingga benar-benar jelas ide yang dituturkannya melalui tulisan. 

Ada yang bilang, tidak ada satu cara untuk menulis---sama seperti tidak ada satu cara untuk mengasuh anak atau panggang kalkun. Tetapi ada cara yang mengerikan untuk melakukan ketiganya. Dan dengan masing-masing, Anda telah harus memiliki pemahaman dasar tentang proses sebelum Anda mulai.

Menurut Supriyadi (2018: 13), menulis merupakan kegiatan mengungkapkan gagasan melalui bahasa tulis meliputi beberapa unsur, antara lain:

Pertama, Gagasan. Gagasan dapat berupa pendapat, pengalaman, atau pengetahuan yang ada dalam pikiran seseorang. Kedua, Tuturan. Tuturan adalah bentuk pengungkapan gagasan sehingga dapat dipahami pembaca. 

Dalam kepustakaan, teknik menulis telah lazim dibedakan menjadi beberapa bentuk, antara lain:

  1. Penceritaan. Penceritaan merupakan bentuk pengungkapan yang menyampaikan sesuatu peristiwa/pengalaman dalam kerangka urutan waktu kepada pembaca dengan maksud untuk meninggalkan kesan tentang perubahan atau gerak sesuatu dari pangkal awal sampai titik akhir.
    1. Pelukisan. Pelukisan merupakan bentuk pengungkapan yang menggambarkan berbagai cerapan pengarang dengan segenap indranya yang bermaksud menimbulkan citra yang sama dalam diri pembaca. Melalui pelukisan itu pembaca diharapkan dapat pula seolah-olah mencerap atau mengalami macam-macam hal yang berada dalam susunan ruang (misalnya pemandangan indah, lagu merdu, bunga harum, mangga manis, atau sutra halus)
      1. Pemaparan. Pemaparan merupakan bentuk pengungkapan yang menyajikan fakta-fakta secara teratus, logis, dan terpadu, terutama bermaksud memberi penjelasan kepada pembaca mengenai suatu ide, persoalan, proses, atau peralatan.
      2. Perbincangan. Perbincangan merupakan bentuk pengungkapan dengan maksud meyakinkan pembaca agar mengubah pikiran, pendapat, atau sikapnya sesuai dengan yang diharapkan oleh pengarang.
      3. Tatanan
        Tatanan ini ialah tertib mengatur dan menyusun gagasan dengan mengindahkan berbagai asas, aturan, dan teknik sampai
        merencanakan rangka dan langkah.
      4. Wahana
        Sarana pengantar gagasan berupa bahasa tulis terutama menyangkut kosa kata, gramatika, dan retorika (seni memakai bahasa secara efektif). 

Bahasa tulis merupakan kendaraan angkut untuk menyampaikan gagasan seseorang kepada pembaca. Untuk dapat menyampaikan gagasan secara lincah dan kuat, seseorang perlu memiliki perbendaharaan kata yang memadai, terampil menyusun kata-kata itu menjadi aneka kalimat yang jelas, dan mahir memakai bahasa secara efektif. Untuk memiliki berbagai kemampuan itu perlu dipelajari (pilihan kata), tata bahasa, dan retorika.

Lalu, untuk apa kita menulis? 

Pertanyaan klasik. Ya, sebagian dari kita mungkin menulis untuk bertahan hidup (mendapatkan pendapatan dari apa yang kita tulis), mungkin juga dilakukan sebagai bentuk kontrol saat menghadapi monmentum tertentu (bayangkan anda sedang berseberangan pendapat dengan Pak Camat di tempat tinggal anda karena Pak Camat memungut sejumlah biaya tambahan saat anda hendak membuat KTP. Tapi anda tak bisa melakukan aksi demonstrasi di depan Kantor Camat. 

Anda memilih untuk menyampaikan ide "perlawanan" melalui tulisan).   Terkadang pula kita menulis untuk mengingat: di masa depan kita akan mengingat kembali apa yang pernah terjadi dalam hidup kita, dan tulisan lah yang mengingatkannya.

 Mungkin juga kita menulis untuk mengatasi transisi kehidupan, dari satu fase ke fase berikutnya, dari satu kondisi ke kondisi yang lain, apakah yang lebih baik, atau yang lebih buruk . 

Terkadang kita juga menulis untuk sebuah riset atau penemuan, mungkinjuga menulis karena  terinspirasi oleh orang atau tempat kita bekerja. Atau, terkadang kita hanya menulis. Ya sekadar nulis aja gitu. 

Tapi, jika kita sedikit kita sedikit masuk ke alam filsafat, sebetulnya menulis memang sungguh berarti. Bayangkan saja jika para filsuf Yunani Kuno dulu tidak menuangkan ide besarnya dalam tulisan. 

Barangkali hari ini tidak ada pengetahuan. Atau, tidak ada logika. Barangkali juga, tidak ata matematika. Barangkali juga, filsafat tidak diajarkan di kampus-kampus. Ilmu pengetahuan berkembang dengan mengikuti pemikiran-pemikiran itu. 

Menulis adalah Cara Kita Berkomunikasi

Secara sederhana komunikasi dapat dimengerti sebagai proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain dengan tujuan untuk mempengaruhi pengetahuan atau perilaku seseorang. 

Dalam konteks menulis, pengirim pesan adalah penulis, pesannya adalah tulisan yang ditulisnya, dan penerima adalah para pembaca.

Awal 1960-an, David K. Berlo membuat formula komunikasi yang lebih sederhana. Formula itu dikenal dengan nama "SMCR": Source (pengirim), Message (pesan), Channel (saluran media), dan Receiver (penerima). 

Jadi ketika anda menulis di sini, di Kompasiana, anda sedang berkomunikasi dengan masyarakat luas. Kompasiana adalah Channel (saluran media) yang mengantar pesan tulisan anda.

Dalam konteks komunikasi, memang, banyak sekali perkembangan yang terjadi dalam dunia tulis-menulis. Apalagi jika dikaitkan dengan perkembangan media komunikasi itu sendiri. Kompasiana mungkin hanya salah satu dari sekian juta media yang berkembang seiring perkembangan zaman yang dipakai untuk menulis. 

Ada banyak platform saat ini yang dapat dipakai sebagai media menulis. Anda bisa menulis apa saja di sana dan dengan cara pengemasan tulisan yang beraneka rupa. 



Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun