Mohon tunggu...
mfaridrahmadhani
mfaridrahmadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa S1 Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Malang

Saya merupakan warga asli kota Malang, sekarang sedang menempuh S1 Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Malang. Saya memiliki minat dalam bidang sejarah khususnya sejarah Kota Malang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal budaya Ater-Ater pada bulan Ramadhan di Malang, bentuk kerukunan antar warga

9 April 2025   14:51 Diperbarui: 9 April 2025   14:51 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ater-ater (sumber google)

Ater-ater merupakan salah satu kearifan lokal yang ada di kota Malang, dalam tradisi ini masyarakat akan saling mengantarkan atau memberikan makanan pada saudara dan juga tetangga. Tradisi ini memiliki tujuan untuk mempererat tali persaudaraan, dalam tradisi ini tidak ada syarat khusus dalam memberikan makanan sehingga makanan yang diberikan tergantung pada si pemberi tidak ada aturan khusus terkait makanan yang harus diberikan. Tentunya tradisi sesuai dengan ajaran Islam yang mengajarkan untuk berbuat baik kepada sesama. (Agustiningsih et al. 2024)

Ater-ater ini biasanya dilakukan setelah Nuzulul Qur'an atau 17 Ramadhan hingga 29 Ramadhan, namun masyarakat banyak yang melakukan tradisi ini di 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Hal tersebut dilakukan karena masyarakat percaya bahwasannya malam lailatul qadar berada di 10 hari terakhir di bulan Ramadhan terkhusus pada malam ganjil.(Maryani, Soekopitojo, and Kiranawati 2021)

Seperti yang kita ketahui malam lailatul qadar merupakan satu malam yang sangat istimewa di bulan Ramadhan, menurut beberapa hadist malam lailatul qadar sangat istimewa karena ketika kita melakukan kebaikan pada malam lailatul qadar maka akan lebih baik daripada seribu bulan, selain itu juga malaikat akan turun ke langit di dunia dan akan mengaminkan doa orang orang di malam tersebut.

Dengan keistimewaan tersebut, maka masyarakat berbondong-bondong untuk melakukan kebaikan salah satunya ater-ater ini, diharapkan ketika melakukan ater-ater ini bertepatan dengan malam lailatul qadar. Sehingga kebaikan mereka akan lebih baik daripada seribu bulan, namun malam lailatul qadar ini tidak bisa dipastikan kapan terjadinya, bahkan Rasulullah pun tidak diberi tahu kapan malam lailatul qadar itu terjadi. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai motivasi diri bahwasannya kita tidak boleh hanya berbuat baik ketika malam lailatul qadar, alangkah baiknya jika kita selalu berbuat baik disetiap harinya tidak menunggu malam lailatul qadar baru kita berbuat kebaikan  

Sumber

Agustiningsih, Maulida Dwi et al. 2024. "Eksplorasi Nilai Moderasi Beragama Melalui Kearifan Lokal Di Desa Kandangtepus Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang." 8(1): 2598--3865. http://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/panangkaran.

Maryani, Tria, Soenar Soekopitojo, and Titi Kiranawati. 2021. "Identifikasi Hidangan Pada Upacara Kesempatan Khusus Suku Tengger Di Desa Argosari Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang." Jurnal Inovasi Teknologi dan Edukasi Teknik 1(3): 232--43.

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2024/09/11/ater-ater-tradisi-turun-temurun-sebagai-jembatan-silaturahmi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun