Mohon tunggu...
Muhamad Fakkarz
Muhamad Fakkarz Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (NIM 24107030138)

mendaki

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Latihan Trail Run di Gunung Lawu Via Candi Cetho

12 Mei 2025   18:53 Diperbarui: 12 Mei 2025   18:53 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto di gerbang pendakian (sumber:dokumentasi pribadi)

Sebelum melanjutkan perjalanan menuju puncak, kami menyempatkan diri berfoto di Pasar Dieng. Tempat ini terkenal dengan cerita mistisnya dan sering dianggap sebagai kawasan penuh aura misteri oleh para pendaki. Meskipun suasana terasa cukup tenang saat itu, hawa dingin dan keheningan memang memberikan kesan berbeda. Setelah mengambil beberapa foto dan merasakan atmosfernya, kami pun melanjutkan perjalanan.

Ada banyak kisah yang beredar tentang Pasar Dieng ini. Beberapa pendaki pernah mengaku mendengar suara-suara ramai seperti pasar malam, padahal tempat ini sepi. Bagi saya, suasana di sana memang terasa berbeda, tetapi mungkin juga karena sugesti dan kelelahan yang mempengaruhi persepsi.

Akhirnya kami sampai di puncak, rasa puas dan bangga menyelimuti hati. Waktu tempuh kami tercatat sekitar 3 jam 23 menit hasil yang cukup memuaskan untuk latihan kali ini. Di puncak, kami bertemu beberapa pendaki dari jalur lain dan berbagi cerita tentang perjalanan masing-masing. Udara dingin dan kabut tipis di puncak membuat suasana terasa syahdu, tetapi kami tetap menyempatkan diri untuk berfoto sebagai kenang-kenangan.

foto bersama di puncak lawu (sumber: dokumentasi pribadi)
foto bersama di puncak lawu (sumber: dokumentasi pribadi)

Refleksi dan Pelajaran Penting

Latihan trail run di gunung bukan sekadar mengejar kecepatan. Ini juga tentang bagaimana memanfaatkan waktu seefisien mungkin tanpa mengorbankan keselamatan. Dalam latihan ini, kami belajar pentingnya manajemen logistik, strategi pengaturan tenaga, dan kontrol ritme saat mendaki.

Saat turun, kami tidak lagi berlari, tetapi berjalan santai agar bisa menikmati perjalanan pulang. Penting untuk tetap berhati-hati saat menuruni medan terjal, karena risiko tergelincir lebih besar. Sesampainya di basecamp, rasa lega dan bangga bercampur menjadi satu. Kami beristirahat sejenak sebelum kembali ke rumah teman untuk memulihkan tenaga.

Pesan untuk Pendaki Tektok

Latihan trail run di Gunung Lawu via Candi Cetho ini memberikan pengalaman baru bagi saya. Untuk kalian yang berniat mendaki dengan metode tektok, persiapkan fisik dengan matang. Jangan samakan diri dengan para pelari trail yang terbiasa dengan medan berat dan logistik minimal. Bawalah persediaan yang cukup, terutama air dan makanan, karena jalur ini panjang dan cukup menantang.

Menjadi pelari trail run bukan hanya soal kecepatan, tapi juga bagaimana mengelola energi dan menjaga stamina sepanjang perjalanan. Perbedaan utama antara pendaki tektok dan pelari trail run terletak pada perencanaan dan persiapan fisik. Semoga pengalaman ini bisa memberikan inspirasi bagi para pendaki lainnya yang ingin mencoba trail run di gunung.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun