Gunung Prau, dengan ketinggian 2.565 mdpl, selalu menyimpan daya tarik bagi para pendaki. Setelah sebelumnya pernah mendaki gunung ini bersama teman-teman pecinta alam, kali ini saya kembali mendaki Gunung Prau untuk kedua kalinya. Namun, pendakian kali ini berbeda karena saya hanya ditemani satu orang teman.
Perjalanan dimulai dari rumah usai salat magrib. Saya dan teman mempersiapkan segala perlengkapan sebelum berangkat, memastikan logistik, air minum, serta perlengkapan pendakian lainnya sudah siap. Kami memutuskan membeli beberapa keperluan tambahan dalam perjalanan menuju basecamp Gunung Prau via Patak Banteng.
Alasan saya memilih jalur Patak Banteng lagi karena jalur ini relatif paling pendek dibandingkan dengan jalur lain, dan pemandangan di sepanjang trek begitu menawan. Setibanya di basecamp sekitar pukul 9 malam, rasa lelah mulai terasa setelah menempuh perjalanan panjang. Tanpa berpikir panjang, kami segera beristirahat agar tenaga cukup untuk mendaki nanti.
Alarm berbunyi sekitar pukul 3 pagi. Saya terbangun, lalu segera membangunkan teman saya untuk bersiap. Suasana basecamp masih tenang, hanya terdengar beberapa suara pendaki lain yang juga bersiap menuju puncak. Kami mengisi ulang air minum dan melakukan pemanasan singkat sebelum mulai mendaki sekitar pukul setengah 4 pagi. Tujuan kami adalah mengejar sunrise di Sunrise Camp.
Berbeda dengan beberapa pendaki lain yang memilih naik ojek untuk menghemat waktu, kami memutuskan berjalan kaki dari basecamp. Selain untuk menghemat anggaran, berjalan kaki juga membantu memanaskan tubuh sebelum mendaki lebih tinggi. Dari basecamp menuju Pos 1 hanya memakan waktu sekitar 15 menit. Jalurnya cukup menanjak, namun masih dapat dilalui dengan langkah stabil. Kami berhenti sejenak untuk mengatur napas dan memeriksa perlengkapan.
Perjalanan dari Pos 1 ke Pos 2 cukup singkat, hanya sekitar 20 menit. Di Pos 2, kami bertemu beberapa pendaki lain yang juga mengejar sunrise. Kami duduk bersama sambil menikmati roti dan berbincang ringan tentang pengalaman pendakian masing-masing. Tidak lama kemudian, kami melanjutkan perjalanan.
Di tengah perjalanan menuju Pos 3, kami menemukan sumber mata air yang segar. Air gunung selalu memiliki rasa yang khas dingin dan menyegarkan. Kami mengisi botol dan meminum langsung beberapa teguk untuk mengusir rasa lelah. Setelah itu, perjalanan pun dilanjutkan. Jalur menuju Pos 3 terasa lebih panjang dibandingkan dengan dua pos sebelumnya. Tanah yang sedikit licin akibat hujan semalam membuat kami berhati-hati dalam melangkah.
Setelah sekitar 40 menit berjalan, akhirnya kami tiba di Pos 3. Di sana, suasana mulai ramai dengan pendaki lain yang juga beristirahat. Kami menyempatkan diri untuk mengambil beberapa foto dengan latar belakang hutan yang mulai tersibak oleh cahaya fajar. Melihat antusiasme para pendaki lain membuat rasa lelah sedikit terobati.
Akhirnya, kami sampai di Sunrise Camp tepat saat siluet oranye mulai muncul di ujung timur. Dengan cepat, kami mencari tempat yang nyaman untuk menikmati pemandangan. Walaupun sunrise kali ini tidak sempurna karena terhalang kabut tipis, tetap saja momen ini terasa begitu berharga. Rasanya seperti mendapatkan hadiah setelah perjuangan panjang mendaki.