Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

The Power of The Dog, Psikodrama Western yang "Menggigit"

30 Desember 2021   07:05 Diperbarui: 30 Desember 2021   07:14 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film The Power of the Dog adalah film fitur pertama Jane Campion setelah vakum dalam lebih dari satu dekade, film bergenre western diadaptasi dari sebuah novel karangan Thomas Savage dengan judul yang sama dari tahun 1960-an yang di masa itu sangat populer. 

Film psikodrama western yang menyuguhkan masalah politik seksual, maskulinitas toksid dan disfungsi kehidupan keluarga.
Benedict Cumberbatch dan Jesse Plemons memerankan dua bersaudara, Phil Burbank dan George Burbank, yang menjalankan peternakan sapi besar milik keluarga di Montana tahun 1920-an. Phil digambarkan sebagai seorang pekerja keras yang maskulin, seorang yang memiliki naluri sebagai pengganggu  dan kejam yang menyebut saudaranya George  "pesolek gemuk".

Ini mendorong para peternak untuk mengejek George dan mencemooh kepura-puraannya yang selalu dalam pakaian dan topi mewah. Phil yang dalam kesehariannya memiliki sifat yang mementingkan diri sendiri dan memuji diri sendiri, Phil juga terobsesi dengan fakta bahwa dia adalah orang yang memiliki kemampuan dan pengetahuan yang cakap untuk membuat peternakan milik mereka dapat berjalan dengan baik, tidak seperti saudaranya George yang dianggapnya tak mampu.

Semua pengetahuan yang dimiliki oleh Phil, karena dia mempelajari keterampilan itu dari seorang veteran peternak yang merupakan pasangan sesama gendernya yang kini telah meninggal, bernama Bronco Henry.

Meski merasa lebih mampu dan lebih hebat dari saudaranya, tetapi Phil juga tertekan dan sangat bergantung pada George secara emosional, kedua pria bersaudara itu berbagi kamar tidur di rumah besar mereka seperti anak kecil.

Tapi yang mana sesungguhnya dari kedua bersaudara ini yang betul sungguh mampu menjalankan bisnis peternakan yang dipertaruhkan oleh orangtua mereka yang kaya, dan memiliki hubungan politik yang baik dengan banyak pihak.

Ketegangan yang ada antara kedua saudara ini akhirnya meledak secara terbuka ketika George mengungkapkan kepada Phil bahwa dia telah menikah, dengan Rose Gordon (Kirsten Dunst), janda yang mereka temui dalam sebuah perjalanan saat mereka mampir untuk makan malam di sebuah kafe milik janda bernama Rose, dimana saat itu Phil yang sangat macho dan gagah perkasa mengata-ngatai anak Rose bernama Peter (Kodi Smit-McPhee) yang dianggapnya terlalu lembek.

Kini Rose akan pindah ke rumah mereka dan berperan sebagai nyonya rumah serta Peter yang akan hadir sebagai pewaris George. Phil yang merasa terusik dan merasakan statusnya sendiri yang akan segera berkurang dengan hadirnya Rose, karena itulah Phil menjadikan Rose sasaran pelecehan yang penuh kebencian dan menjadikan anaknya Peter sebagai subjek intimidasi homofobik.

Tapi kemudian terjadi perubahan perilaku yang mengejutkan dari Phil, dia berteman dan akrab dengan Peter muda dan menyatakan jika dia akan mengajak Peter  naik di perbukitan terpencil di mana dia akan mengajarinya cara bertani dan menjadi seorang pria, sebagaimana cara Bronco Henry dulu mendidiknya. Padahal Phil memiliki ketertarikan dan merindukan hubungan yang pernah Ia rasakan bersama Bronco Henry dahulu.

Disini Benedict Cumberbatch berperan sangat baik, menjadikan Phil sebagai monster yang hidup dan mengerikan, dan semakin menggemaskan karena kilasan kecerdasan dan kelicikan yang dimilikinya. Ketika Rose membawa pianonya ke rumah besar dan mencoba memainkan Radetzky March Strauss, lalu Phil dengan nakal bergabung dengan banjo lima senarnya, dan mulai melakukan teror psikologis kepada Rose.

Jane Campion sebagai sutradara mampu menata alur cerita dengan perlahan dengan mengenalkan karakter tokoh-tokohnya terlebih dahulu dengan baik sebelum dia mengajak penonton untuk masuk ke dalam konflik yang diciptakannya. Jane Campion begitu lihai memainkan emosi penonton dengan dinamika-dinamika hubungan antar tokoh, film yang sebelumnya mengalir tenang bisa seketika berubah menjadi riak gelombang yang menggulung ganas.

Film The Power of the Dog ini layak menjadi film terbaik, Jane Campion sebagai sutradara berhasil membuat teror yang dilakukan oleh Phil terhadap Rose meski tanpa kekerasan secara fisik, tapi secara psikologis itu begitu mencekam dan menyeramkan.

Film ini langsung tancap gas begitu kita diajak untuk mengetahui rahasia masing-masing tokohnya dan mulai dari sini The Power of the Dog berubah menjadi tontonan yang sangat seru. Ceritanya begitu mengejutkan sama sekali tidak sesuai dengan yang bisa kita pikirkan. Ini adalah film dengan tonjokan mematikan.

Ending dari thriller ini memberikan kejutan yang dieksekusi dengan dingin oleh Peter yang awalnya terlihat lemah yang lebih banyak berkurung di kamar dan belajar, dengan kecerdasannya ia memanfaatkan ketertarikan Phil kepadanya untuk balas dendam dan mewujudkan tekadnya untuk membahagiakan ibunya.

Rencana balas dendam sudah dipersiapkan sejak Peter melakukan perburuan sendiri. Ia menemukan kerbau yang sudah mati dan membusuk, mengambilnya dengan prosedur yang aman sesuai dengan pengetahuannya sebagai siswa medis. Phil yang marah dan kesal pada Rose yang memberikan kulit sapi milik Phil pada orang Indian, padahal Phil membutuhkan kulit-kulit kering itu sebagai bahan tali untuk Peter.

Momen tersebut dimanfaatkan oleh Peter untuk memberikan kulit kerbau beracun yang telah disiapkannya kepada Phil. Selanjutnya adegan bagaimana Phil mencuci kulit kerbau tersebut dengan air tanpa sarung tangan, dengan luka di tangannya yang masih menganga. Phil yang tidak sadar akan rencana mematikan Peter akhirnya meninggal karena Anthrax, penyakit yang disebabkan oleh kontak dengan bangkai hewan yang membusuk.

Adegan terakhir, Peter masih memegang tali yang diberikan oleh Phil kepadanya dengan sarung tangan. Dan memberikan senyuman kecil ketika melihat ibunya yang kini bisa memulai hidup baru tanpa teror dari Phil. Film ini tayang di Netflix sepertinya layak untuk dijadikan tontonan akhir tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun