Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bos Nike Resign, Karena Putranya Bisnis Re-sale Sneakers Nike

19 Maret 2021   17:00 Diperbarui: 19 Maret 2021   17:02 1436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Instagram west.coast.streetwear (via CBS News)

Ann Hebert mungkin sebuah nama yang asing oleh sebahagian orang, jangankan di Indonesia, di Amerika Serikat negeri asalnya saja banyak orang yang mungkin tidak mengenalnya.

Tapi satu hal yang menarik telah dilakukan oleh Ann Hebert, dimana apa yang dilakukannya bisa memberi gambaran bagi kita bahwa betapa sebuah pekerjaan yang kita geluti bukan hanya masalah penghasilan, dedikasi dan kerja keras. Tapi pekerjaan juga menyangkut loyalitas dalam arti yang luas terhadap tempat kita bekerja.

Ann Hebert adalah seorang eksekutif perusahaan Nike yang berkedudukan tinggi.
Ann Hebert, telah bekerja di Nike selama lebih dari 25 tahun, dan baru-baru ini menjadi wakil presiden dan manajer umum perusahaan Nike untuk wilayah Amerika Utara. Seorang juru bicara dari Nike mengatakan kepada CBS News pada hari Selasa bahwa Hebert "membuat keputusan untuk mengundurkan diri dari Nike." (Dikutip dari CBS News).

Apa pasal yang menyebabkan Ann Hebert mengundurkan diri dari posisinya yang sangat strategis di perusahaan Nike tersebut?. Ternyata putranya yang bernama Joe Hebert yang masih berusia 19 tahun menurut laporan berita telah menggunakan kartu kredit Ann Hebert untuk melakukan transaksi bisnis penjualan kembali sepatu sneakers yang menguntungkan.

Kepada Bloomberg Businessweek Joe Hebert mengatakan tentang bisnisnya membeli banyak sepatu kets dari Nike dan menjualnya kembali dengan harga yang lebih tinggi untuk mendapatkan keuntungan.

Joe mencontohkan cara operasinya, dia mengatakan dia mengumpulkan lebih dari 15 orang untuk mengerumuni situs web yang menjual sepasang sepatu kets Yeezy Boost 350 Zyon yang sedang digandrungi oleh banyak orang, Joe menggunakan bot untuk melewati sistem yang dirancang untuk membatasi pembelian menjadi satu pasang per pelanggan. Dia mengatakan dia membeli Yeezys senilai $ 132.000 atau Rp.1.8 milyar dengan kartu kredit dan kemudian menjualnya kembali dengan keuntungan hingga mencapai $ 20.000 atau sekitar Rp. 300 JT.

Untuk membuktikan pendapatan yang dihasilkan perusahaannya, remaja itu mengirim laporan keuangan kepada reporter Bloomberg untuk mendapatkan kartu perusahaan American Express - dan di atasnya ada nama ibunya. Seorang juru bicara Nike mengatakan kepada CBS News bahwa itu bukan kartu perusahaan untuk perusahaan mereka. (Dikutip dari. CBS News)

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan apa yang dilakukan oleh putra Ann Hebert, apalagi menurut juru bicara Nike kepada Bloomberg bahwa Ann Hebert memberikan informasi yang relevan tentang perusahaan putranya pada tahun 2018 dan Nike sendiri tidak menemukan konflik kepentingan dalam hal ini.

Secara bisnis apa yang dilakukan oleh putra Ann Hebert sah-sah saja, apa yang dilakukannya adalah strategi bisnis di era bisnis online saat ini, Hebert hanya membagikan informasi tentang rilis online yang akan datang kepada pelanggan berbayar di grup obrolan, dan menurutnya dia tidak punya informasi orang dalam terkait rilis tersebut, apa yang dilakukannya adalah semata-mata karena kemampuan dan kecerdasan bisnisnya sebagai orang yang tinggal di Portland, yang merupakan pusat operasional perusahaan Nike di USA.

Hanya saja dengan kedudukan Ann Hebert yang sejak setahun lalu dipromosikan menjadi wakil presiden dan manajer umum Nike untuk Amerika Utara, ini menjadi sebuah jalan yang disebut-sebut sebagai "alat dalam mempercepat akses langsung ke konsumen Nike". Strategi bisnis Joe Hebert tersebut akan mengurangi ketergantungan pelanggan pada toko fisik dan mendorong pelanggan untuk melakukan pembelian sneakers di aplikasi miliknya.

Pilihan Ann Hebert untuk resign dari Nike adalah perkara etis dan tidak etis, meskipun tidak merugikan perusahaan secara langsung, namun secara etis bahwa seorang "pegawai" yang telah mendapatkan penghasilan yang cukup dari tempatnya bekerja, tapi masih mencari tambahan penghasilan dari bisnis perusahaan tempatnya bekerja, meskipun itu juga bukan dilakukan oleh dia pribadi, tapi oleh keluarganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun