Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Ketika Kartu Pers Dicabut karena Interview Keracunan MBG

29 September 2025   09:29 Diperbarui: 29 September 2025   09:29 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
MBG & Kebebasan Pers, Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI 

Dari Pertanyaan Jurnalis ke Pencabutan Akses

Sabtu pagi, 27 September 2025, seorang wartawan CNN Indonesia mengajukan pertanyaan kepada Presiden Prabowo Subianto: "Terkait makanan bergizi gratis (MBG), apakah ada instruksi khusus, Pak?"

Pertanyaan itu diajukan dengan sopan, relevan, dan menyangkut keselamatan ribuan anak. Namun tak lama setelah itu, Biro Pers, Media, dan Informasi (BPMI) Istana mencabut kartu pers istana milik jurnalis tersebut. Alasannya: "di luar konteks briefing".

Ini bukan sekadar miskomunikasi. Ini adalah pembungkaman suara kritis. Ketika pertanyaan tentang keracunan makanan dianggap mengganggu narasi resmi, maka kita sedang menghadapi darurat komunikasi publik.

Statistik yang Menenangkan, Fakta yang Mengkhawatirkan

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) menyatakan bahwa hanya 0,0004% porsi MBG tercemar, 4.711 dari 1 miliar porsi. Tapi di balik angka besar itu, ada 105 insiden keracunan dalam 8 bulan. Itu berarti hampir dua insiden per minggu sekolah.

Dalam manajemen risiko, kita tidak menilai "berapa persen yang aman", tapi "berapa kali terjadi kegagalan" dan "seberapa besar dampaknya". 

Ketika angka digunakan untuk menutupi insiden, maka statistik berubah menjadi alat pembius publik.

Ketika Public Speaking Menjadi Public Silencing

Kejadian pencabutan kartu pers bukan hanya soal protokol. Ia adalah sinyal bahwa pertanyaan kritis tidak lagi dianggap sah. 

Ketika jurnalis yang bertanya dengan sopan justru dibungkam, kita menghadapi bukan hanya krisis pangan, tapi juga krisis demokrasi.

  • CNN Indonesia telah mengajukan klarifikasi resmi.  
  • Dewan Pers mengecam pencabutan sebagai pelanggaran etika komunikasi publik.  
  • IJTI dan komunitas jurnalis menyuarakan keprihatinan atas pembatasan ruang tanya yang sah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun