Sang ulama menyambut mereka dengan hati lapang, tanpa mengungkit masa lalu. Ia bahkan menjadi saksi pernikahan anak Pramoedya. Astuti menangis haru melihat kebesaran hati sang ulama.
Mohammad Yamin dan Nafas Terakhir
Ketika Mohammad Yamin sakit keras, ia meminta agar Hamka datang. Dalam pertemuan terakhir itu, Yamin memohon maaf atas segala kesalahannya.Â
Hamka menuntunnya mengucapkan kalimat tauhid. Yamin wafat dalam pelukan spiritual dari orang yang pernah ia sakiti.
Soekarno dan Wasiat Terakhir
Tanggal 16 Juni 1970, seorang ajudan Soekarno datang ke rumah Hamka membawa secarik kertas bertuliskan:
"Bila aku mati kelak, aku minta kesediaan Hamka untuk menjadi imam shalat jenazahku."
Hamka terdiam. Matanya berkaca-kaca. Ia tidak bertemu Soekarno dalam hidup bebas, tapi kini harus memimpin salat jenazahnya.Â
Dengan keikhlasan penuh, Hamka memanjatkan doa lembut untuk sang proklamator yang pernah menjebloskannya ke penjara.
Laku Agung yang Menyembuhkan
Apa yang dilakukan Hamka bukan sekadar memaafkan. Ia menyembuhkan sejarah. Ia menunjukkan bahwa ilmu bukan hanya soal logika, tapi soal jiwa.Â
Ia membuktikan bahwa pengasingan bisa menjadi ruang penciptaan, dan bahwa luka bisa menjadi ladang pencerahan.