Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Restrukturisasi Nike dan Transformasi Bisnis Sportswear

1 September 2025   21:39 Diperbarui: 2 September 2025   07:21 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Restrukturisasi Nike,  Sumber gambar: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI 

Menata Ulang Masa Depan Nike dan Industri Sportswear

Pada suatu pagi yang tenang di Oregon, kantor pusat Nike mengumumkan sesuatu yang tak biasa: pemangkasan tenaga kerja korporat, kurang dari 1% dari total staf global. (Sumber: Reuters)

Bagi sebagian orang, ini hanya angka. Bagi yang lain, ini adalah sinyal bahwa sang raksasa olahraga sedang bergulat dengan pertanyaan yang lebih mendalam: Siapa kita sekarang?

Nike, ikon global yang pernah mendefinisikan semangat kompetisi dan gaya hidup atletik, kini berada di persimpangan. Penjualan menurun, margin menyusut, dan strategi digital yang dulu digadang-gadang sebagai masa depan ternyata meninggalkan jejak yang rapuh. 

Namun demikian,  di balik angka dan restrukturisasi, ada narasi yang lebih penting: narasi pemulihan.

Strategi "Win Now": Bukan Sekadar Efisiensi, Tapi Pemulihan Identitas

CEO Elliott Hill tidak hanya memangkas staf. Ia membongkar struktur lama yang berbasis gender dan usia, menggantinya dengan tim lintas-fungsi berbasis olahraga seperti running, football, dan training. 

Perubahan ini bukan sekadar reorganisasi. Ini adalah upaya untuk kembali ke akar: olahraga sebagai narasi utama.

Nike juga mulai menggeser fokus dari warisan produk lama ke inovasi baru. Mereka tidak ingin mengganti ikon lama dengan ikon baru, tapi menciptakan sesuatu yang benar-benar baru dan relevan. 

Dalam kata-kata Hill, "Kami tidak sedang membangun kembali masa lalu. Kami sedang menciptakan masa depan."

Setelah sebelumnya terlalu agresif dalam strategi Direct-to-Consumer (DTC), Nike kini memperkuat kembali hubungan dengan mitra grosir dan toko fisik. 

Mereka mengintegrasikan pengalaman digital dan fisik secara lebih seimbang, serta mengembangkan konsep retail baru yang lebih immersive dan berbasis komunitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun