Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Warisan yang Hilang di Meja Makan

2 Agustus 2025   14:17 Diperbarui: 2 Agustus 2025   23:49 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi makan bersama. (Sumber: shutterstock via kompas.com) 

Sumber gambar: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan ChatGPT.OpenAI 
Sumber gambar: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan ChatGPT.OpenAI 

Ada keberkahan dalam makanan yang dimakan bersama, dalam tawa yang dibagi, dan dalam hati yang saling mengisi.

Saya masih ingat obrolan hangat seputar sekolah, berita yang sedang ramai dibicarakan, sampai gurauan yang membuat kami tertawa lepas. Di meja makan, tak ada gawai, tak ada televisi, hanya kami dan kisah-kisah sederhana yang membuat ikatan keluarga semakin erat.

Namun sayangnya, ketika saya membentuk rumah tangga sendiri, kebiasaan itu tidak lagi saya teruskan. Bukan karena tak ingin, tapi karena ritme hidup yang begitu cepat. Pagi-pagi kami sudah terburu-buru. 

Anak-anak sarapan seadanya, kadang di mobil, kadang bahkan saya baru makan saat sudah sampai di kantor. Siang hari, kami semua berada di tempat berbeda. Malam pun seringkali saya baru pulang larut karena urusan pekerjaan. 

Akhir pekan pun belum tentu bisa makan bersama, kadang di luar rumah, dengan suasana yang tak seintim di meja makan rumah sendiri.

Kini, setelah saya pensiun dan anak-anak sudah dewasa, saya mulai merasakan kehampaan kecil yang ternyata datang dari satu hal sederhana---tidak adanya tradisi makan bersama yang saya wariskan. 

Saya kehilangan momen-momen intim yang dulu begitu berarti. Tidak ada lagi obrolan ringan di sela suapan, tidak ada lagi pelajaran hidup yang disampaikan secara alami di meja makan.

Mungkin inilah warisan yang hilang.
Bukan karena dilupakan, tapi karena terabaikan oleh derasnya arus kesibukan.

Semoga tulisan ini bisa menjadi pengingat bagi keluarga-keluarga muda yang masih punya kesempatan untuk menjaga tradisi sederhana namun penuh makna ini. 

Karena sejatinya, meja makan bukan hanya tempat makan---ia adalah ruang kecil untuk membangun kebersamaan, memperkuat cinta, dan merajut kenangan.

Penulis: Merza Gamal (Pensiunan Gaul Banyak Acara)

Terus Semangat!!! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun