Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Danantara, K-Pop, dan I-Wave; Berebut Kedaulatan Budaya di Panggung Global

29 Juli 2025   14:50 Diperbarui: 29 Juli 2025   14:50 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Generative AI 

Pengamat budaya dan ekonomi menilai strategi ini bisa menjadi bumerang jika tidak disertai pendekatan transformatif. Alih-alih memperkuat budaya Indonesia, investasi tersebut justru bisa mempercepat penetrasi budaya asing di dalam negeri. Ini bukan kekhawatiran tak berdasar.

Menurut data Google Trends 2024, Indonesia adalah salah satu pasar terbesar K-Pop di dunia. Namun di saat yang sama, konsumsi musik tradisional dan film lokal menurun drastis di kalangan Gen Z. 

Inilah ironi: kita kagum pada Korea, tapi lupa membangun rumah sendiri.

Transfer Pengetahuan atau Transfer Modal?

Idealnya, investasi ke Korea dilakukan untuk membuka jalur transfer pengetahuan: bagaimana membuat manajemen artis profesional, bagaimana membangun ekosistem produksi kreatif, dan bagaimana menggunakan teknologi digital untuk menyebarkan konten budaya.

Namun, realitanya tidak semudah itu. Tanpa perjanjian yang ketat dan target yang jelas, investasi ini bisa sekadar menjadi transfer modal sepihak---dana Indonesia memperkaya industri budaya Korea, sementara talenta lokal tetap berada di pinggir lapangan.

Membangun I-Wave: Lebih dari Sekadar Nama

Istilah I-Wave terdengar memikat. Namun untuk menjadikannya nyata, dibutuhkan ekosistem yang kuat:

  • Regenerasi seniman: Kita perlu mendidik dan mengangkat talenta lokal sejak dini.
  • Produksi konten: Dorong lahirnya film, musik, animasi, dan game buatan Indonesia yang relevan secara global.
  • Infrastruktur distribusi: Bangun platform digital lokal agar konten Indonesia tak hanya dikonsumsi di dalam negeri, tapi juga diekspor.
  • Diplomasi budaya: Libatkan KBRI dan pusat budaya Indonesia untuk mempromosikan budaya Indonesia seperti Korea mempromosikan K-Culture melalui Korean Cultural Center.

Diplomasi Budaya Setara

Korea sukses karena mereka konsisten menggabungkan investasi pemerintah, kreativitas swasta, dan promosi luar negeri yang agresif. Kita pun bisa. Tapi bukan dengan meniru, melainkan dengan membangun dari kekuatan lokal.

Indonesia memiliki ribuan budaya, musik tradisional, cerita rakyat, dan kuliner yang bisa dikemas dalam format global. Bayangkan jika Danantara membangun studio animasi berbasis wayang, atau mendanai konser akbar gamelan kontemporer di Berlin.

Atau lebih konkret: Danantara bisa mendukung kerja sama Indonesia-Korea di bawah skema IK-CEPA, dengan syarat adanya alih teknologi, pelatihan artis lokal, dan jaminan distribusi konten Indonesia di platform Korea.

Penutup: Menjaga Kedaulatan Budaya

I-Wave adalah ide bagus. Tapi ia tidak bisa dibeli. Ia harus dibangun, ditumbuhkan, dan dijaga. Investasi Danantara ke industri kreatif harus disertai keberpihakan pada budaya lokal dan pemberdayaan talenta bangsa.

Karena pada akhirnya, kedaulatan budaya bukan tentang melarang yang asing, tetapi tentang memastikan yang lokal tak tersingkir di rumahnya sendiri.

Merza Gamal
Pemerhati Sosial Budaya dan Ekonomi Kreatif

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun