Jika dikelola dengan visi tajdid dan manhaj Muhammadiyah---yakni pembaruan dan kemurnian nilai Islam---maka Bank Syariah Muhammadiyah dapat hadir sebagai jalan ketiga yang menjembatani idealisme syariah dan kebutuhan nyata masyarakat.
Tidak Sekadar Alternatif, Tapi Solusi
Apa yang dibutuhkan umat saat ini bukan sekadar alternatif dari bank konvensional. Mereka butuh solusi keuangan yang:
- tidak menjerat dalam bunga terselubung,
- tidak membebani UMKM dengan margin tinggi,
- serta memiliki niat melayani, bukan semata mencari laba.
Dalam konteks ini, BSM harus membangun model bisnis berbasis kemitraan (mudharabah-musyarakah), bukan sekadar penjualan murabahah atau ijarah.
Harus tumbuh sebagai bank berbasis komunitas, bukan korporasi asing berjubah syariah.
Harus berani berbeda, dan bukan bermain aman dalam zona nyaman sistem perbankan yang hanya direkayasa agar tampak halal.
Modal Sosial Muhammadiyah Sudah Siap
Tulisan Prof. Mohammad Nur Rianto Al Arif (UIN Syarif Hidayatullah) di CNBC Indonesia juga menekankan bahwa BSM bukan hal baru, tapi sudah lama dirintis. Bahkan dalam sejarahnya, Muhammadiyah telah mendirikan Bank Muamalat Indonesia pada awal 1990-an bersama tokoh-tokoh umat. Maka, kali ini mestinya lebih siap---baik dari sisi regulasi, SDM, maupun infrastruktur teknologi digital yang kini jauh lebih terjangkau.
Yang dibutuhkan sekarang hanyalah: komitmen, keberanian berinovasi, dan keberpihakan kepada misi sosial Islam.
Penutup: Momentum Membentuk Jalan Ketiga
Sebagai orang yang pernah berada di dalam dapur industri perbankan syariah, saya sangat memahami betapa besar tantangan di depan. Tapi saya juga menyaksikan betapa kuatnya harapan masyarakat kepada Muhammadiyah, bukan hanya sebagai organisasi dakwah dan pendidikan, tapi juga sebagai motor penggerak kemandirian ekonomi umat.
BSM bukan sekadar bank. Ia adalah simbol dari cita-cita besar gerakan Islam yang modern, mencerahkan, dan menyejahterakan.
Maka biarlah ia lahir bukan dengan euforia, tapi dengan hikmah.
Bukan dengan kemewahan logo dan kantor, tapi dengan ketulusan melayani dan membangun.
Bukan hanya halal secara fatwa, tapi maslahat secara nyata.
Oleh: Merza Gamal
Pensiunan Gaul Banyak Acara | Kompasianer |Â
Pernah 10 Tahun di Department Research & Development Sebuah Bank Syariah Nasional
Catatan akhir: Tulisan ini adalah bagian dari kontribusi moral dan refleksi pribadi, semoga bisa menjadi pengingat dan pendorong semangat dalam menghadirkan Bank Syariah Muhammadiyah yang sesuai dengan nilai Islam dan semangat tajdid.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI