1. Hilangnya Sinergi Mandiri Group
Selama ini, dukungan dari ekosistem Mandiri menjadi faktor pendorong pertumbuhan BSI. Tanpa sokongan sistem dan SDM dari induk, BSI mungkin harus membangun ulang banyak fungsi.
2. Governance dan Akuntabilitas SWF
Danantara masih entitas baru. Belum jelas bagaimana mekanisme akuntabilitas dan pengawasan jangka panjangnya, terutama dalam konteks industri keuangan syariah yang memerlukan kehati-hatian tinggi.
3. Ketidakpastian Pasar Saham
Investor tidak menyukai ketidakpastian. Gejolak saham BRIS maupun BMRI bisa muncul, terlebih jika komunikasi dan roadmap transisi tidak disampaikan dengan jernih dan terukur.
Visualisasi dan Realitas
Dalam grafik tren aset konsolidasi Bank Syariah Indonesia hingga akhir kuartal I-2025, terlihat pertumbuhan konsisten.Â
Namun ke depan, pertumbuhan tersebut perlu dikaitkan dengan arah strategi baru yang dijalankan Danantara. Tidak cukup hanya bertumpu pada cerita sukses masa lalu. Inovasi dan positioning ulang harus segera dirumuskan.
Penutup: Antara Harapan dan Kewaspadaan
Sebagai mantan R&D di BSM, saya percaya bahwa transformasi besar memang diperlukan untuk membawa BSI ke level selanjutnya.Â
Namun transformasi bukan sekadar pemindahan kepemilikan. Ia adalah proses panjang yang membutuhkan transparansi, strategi, dan partisipasi publik.
Yang kita butuhkan bukan hanya bank syariah yang besar, tetapi yang benar-benar berpihak pada umat.Â
Yang menjembatani inklusi keuangan, yang menjaga amanah dana masyarakat, dan yang membawa keadilan ekonomi sebagaimana visi awal perbankan syariah itu sendiri.
Semoga catatan ini menjadi pengingat, bahwa di balik segala narasi investasi dan ekspansi, selalu ada nilai yang harus dijaga: kebermanfaatan
Merza Gamal -- Mantan AVP R&D Bank Syariah Mandiri; Advisor dan Konsultan Keuangan Syariah