Sebentar lagi, umat Islam di seluruh dunia kembali bersiap menyambut musim haji dan Hari Raya Idul Adha, yang tahun ini jatuh pada 6 Juni 2025.Â
Di tengah gema takbir dan lantunan doa yang memenuhi langit Makkah, ada kisah yang senantiasa menggugah hati setiap kali kita merenungkannya---kisah tentang pengorbanan, keikhlasan, dan ketakwaan dari tiga sosok luar biasa: Ibrahim, Ismail, dan Hajar.
Semuanya bermula dari satu doa penuh harap...
Bayangkan seorang ayah, Ibrahim 'alaihissalam, yang menua tanpa anak, namun tetap teguh dalam doa:
"Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh."
(QS. As-Saffat: 100)
Allah mengabulkan. Ismail lahir dari rahim Siti Hajar, seorang wanita yang dengan tabah dan penuh iman menerima keputusan Ibrahim untuk meninggalkannya di padang tandus bersama bayinya---semata-mata karena perintah Allah.
Dari keikhlasan seorang ibu, lahirlah kisah luar biasa.
Mimpi Seorang Nabi, Ujian Seorang Ayah
Suatu malam, Ibrahim bermimpi menyembelih Ismail. Sebagai nabi, ia tahu itu wahyu. Dan sebagai ayah, hatinya pasti bergetar.
"Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!"
(QS. As-Saffat: 102)
Lihatlah jawaban Ismail. Tak ada tangisan, tak ada pemberontakan. Hanya kepasrahan:
"Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."
(QS. As-Saffat: 102)
Inilah puncak dari taqwa seorang anak kepada Allah, dan bukti didikan spiritual seorang ibu yang mengakar kuat.