Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ketika Pengorbanan Menjadi Jalan Cinta; Refleksi Menjelang Idul Adha

30 Mei 2025   13:42 Diperbarui: 30 Mei 2025   13:42 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi,  Sumber: Merza Gamal diolah dengan Generative AI 

Sebentar lagi, umat Islam di seluruh dunia kembali bersiap menyambut musim haji dan Hari Raya Idul Adha, yang tahun ini jatuh pada 6 Juni 2025. 

Di tengah gema takbir dan lantunan doa yang memenuhi langit Makkah, ada kisah yang senantiasa menggugah hati setiap kali kita merenungkannya---kisah tentang pengorbanan, keikhlasan, dan ketakwaan dari tiga sosok luar biasa: Ibrahim, Ismail, dan Hajar.

Semuanya bermula dari satu doa penuh harap...

Doa Seorang Kekasih Allah

Bayangkan seorang ayah, Ibrahim 'alaihissalam, yang menua tanpa anak, namun tetap teguh dalam doa:

"Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh."
(QS. As-Saffat: 100)

Allah mengabulkan. Ismail lahir dari rahim Siti Hajar, seorang wanita yang dengan tabah dan penuh iman menerima keputusan Ibrahim untuk meninggalkannya di padang tandus bersama bayinya---semata-mata karena perintah Allah.

Dari keikhlasan seorang ibu, lahirlah kisah luar biasa.

Mimpi Seorang Nabi, Ujian Seorang Ayah

Suatu malam, Ibrahim bermimpi menyembelih Ismail. Sebagai nabi, ia tahu itu wahyu. Dan sebagai ayah, hatinya pasti bergetar.

"Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!"
(QS. As-Saffat: 102)

Lihatlah jawaban Ismail. Tak ada tangisan, tak ada pemberontakan. Hanya kepasrahan:

"Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."
(QS. As-Saffat: 102)

Inilah puncak dari taqwa seorang anak kepada Allah, dan bukti didikan spiritual seorang ibu yang mengakar kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun