Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Oshikatsu dan Budaya Mendukung Idola; Fenomena Global yang Menggerakkan Ekonomi dan Emosional

26 Mei 2025   14:23 Diperbarui: 26 Mei 2025   14:23 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trend membeli merchandise idola,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Generative AI 

Bahkan, beberapa kota kecil di Jepang mengalami revitalisasi ekonomi berkat fans yang berziarah ke lokasi yang diasosiasikan dengan idola atau karakter anime tertentu.

Tren Global: Oshikatsu dalam Versi yang Berbeda

Fenomena dukungan terhadap idola bukan monopoli Jepang. Budaya serupa berkembang di banyak negara, dengan karakteristik unik:

1. Korea Selatan: Fandom Power

Budaya fandom K-pop menjadi kekuatan global. Fandom seperti ARMY (BTS), EXO-L, atau ONCE (TWICE) mengorganisir voting, kampanye donasi, bahkan kegiatan sosial atas nama idola. Di Seoul, distrik Gangnam dan Hongdae menjadi pusat aktivitas fanbase, lengkap dengan kafe bertema dan iklan ulang tahun di stasiun bawah tanah. Ekonomi K-pop menyumbang miliaran dolar ke GDP Korea.

2. Tiongkok: "Zhuxng" ()

Di Tiongkok, istilah zhuxng berarti "mengejar bintang". Fans rela mengumpulkan dana besar-besaran untuk membeli iklan di bandara, billboard, atau TV demi mendukung idola mereka. Namun, pemerintah Tiongkok sempat membatasi kegiatan ini karena dianggap menciptakan persaingan berlebihan dan manipulasi digital.

3. Amerika Serikat dan Eropa: Stanning Culture

Fenomena stanning (berasal dari lagu "Stan" oleh Eminem) menggambarkan penggemar yang sangat setia dan militan terhadap artis atau karakter. Fanbase Taylor Swift (Swifties), Beyonc (BeyHive), dan bahkan tokoh fiksi seperti Marvel atau Harry Potter memiliki komunitas global yang aktif menciptakan konten dan berinteraksi secara digital.

4. Indonesia: Komunitas Fanboy, Fangirl, dan Demam Thai-Idol

Di Indonesia, penggemar K-pop, J-pop, dan selebriti lokal membentuk komunitas penggemar yang solid. Event nonton bareng, konser, proyek donasi ulang tahun, bahkan pameran fan art telah menjadi bagian dari gaya hidup anak muda urban. Media sosial seperti Instagram dan TikTok menjadi panggung utama untuk menunjukkan dukungan kepada "bias".

Namun, beberapa tahun terakhir, Indonesia juga mengalami lonjakan popularitas terhadap artis Thailand---khususnya dari genre drama dan musik pop. Meledaknya drama seperti 2gether: The Series, KinnPorsche, dan Not Me membawa nama-nama seperti Bright Vachirawit, Win Metawin, Nanon Korapat, Mile Phakphum, dan Apo Nattawin ke hati para penggemar Indonesia.

Komunitas penggemar Thai-idol di Indonesia melakukan berbagai aktivitas khas oshikatsu:

  • Mengadakan event ulang tahun, nonton bareng, dan fan project.
  • Membeli dan menyebarkan merchandise eksklusif.
  • Menerjemahkan konten Thai ke dalam Bahasa Indonesia untuk komunitas luas.
  • Aktif membuat fan art, video edits, hingga dukungan untuk voting internasional.

Fenomena ini menunjukkan bahwa Indonesia telah menjadi bagian penting dari pasar ASEAN fandom, di mana batas bahasa bukan lagi penghalang untuk mencintai dan mendukung idola dari negeri tetangga.

Fenomena Emosional dan Psikososial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun