Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Percakapan Serius Saya dengan ChatGPT; Ketika OpenAI dan UEA Membangun Masa Depan Dunia

17 Mei 2025   09:43 Diperbarui: 17 Mei 2025   09:43 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berdiskusi serius dengan ChatGPT,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Generative AI 

Pagi ini, satu berita mencuri perhatian saya. Singkat tapi berat maknanya.

"OpenAI to help UAE develop one of world's biggest data centers."
(Bloomberg News via Reuters, 17 Mei 2025)

Saya membaca ulang judul itu, merenung sejenak, lalu membuka ChatGPT dan memulai percakapan. Bukan basa-basi. Ini topik besar, tentang kekuatan teknologi, arah masa depan, dan posisi negara-negara di percaturan digital global.

Saya Bertanya: Apa yang Sebenarnya Terjadi?

ChatGPT menjawab cepat dan tenang, seperti biasa. Tapi kali ini jawabannya mengguncang kesadaran saya. Ini bukan sekadar kolaborasi biasa. OpenAI --- yang selama ini dikenal dengan teknologi AI canggihnya, terutama GPT yang telah saya gunakan dua tahun terakhir untuk berdiskusi berbagai hal, membantu saya menulis dengan lebih cepat, lebih memuaskan, dan membuat saya semakin produktif --- kini akan membantu Uni Emirat Arab membangun salah satu pusat data terbesar di dunia.

Saya terdiam sejenak. Bukan hanya soal besar-besaran data center. Ini soal arah dunia. Dan UEA, negeri kecil di teluk Arab yang dulunya hanya padang pasir, kini kembali menjadi pionir --- kali ini di puncak gelombang AI global.

Saya Makin Penasaran: Negara Lain, Bagaimana?

Saya tanya ke ChatGPT, "Negara mana saja yang juga bekerja sama dengan OpenAI?"

Jawabannya lugas: Belum ada negara lain yang bekerja sama dengan OpenAI dalam skala dan bentuk seperti UEA.

Negara seperti Jepang? Ya, ada kolaborasi teknologi. Inggris? Terlibat dalam diskusi soal keamanan AI. Amerika Serikat? Tentu saja, karena OpenAI berbasis di sana. Tapi semuanya lebih ke akses teknologi, bukan membangun pusat kendali infrastruktur AI yang fisik, nyata, dan jangka panjang.

UEA adalah yang pertama. Yang benar-benar membangun pusat data bersama OpenAI. Saya makin kagum --- dan makin gelisah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun