Singgasana yang Berpindah Sekejap Mata
Sebelum Ratu Balqis tiba, Nabi Sulaiman mengatur sesuatu yang luar biasa. Ia bertanya, "Siapa di antara kalian yang bisa membawa singgasana Ratu Balqis sebelum ia tiba di sini?"Â
Seorang dari golongan jin menawarkan diri. Tapi ada satu yang lebih menakjubkan---seorang yang memiliki ilmu dari Kitab berkata, "Aku akan membawanya sebelum engkau mengedipkan mata." Dan benar, singgasana megah itu pun berpindah tempat dalam sekejap.
Ketika Ratu Balqis tiba, ia terkejut melihat singgasananya telah ada di sana, meski ada perubahan kecil. Ia mulai merenung. Bagaimana mungkin? Siapa sebenarnya pria ini? Dari mana kekuatannya?
Dan belum selesai rasa herannya, Nabi Sulaiman memperlihatkan lantai istananya yang bening seperti air. Ratu Balqis mengangkat gaunnya, mengira ia akan melangkah di atas air. Tapi ternyata... itu hanya lantai kaca.
Simbol yang sederhana, tapi menyentuh. Ia menyadari: tak semua yang tampak seperti yang terlihat. Ada kebenaran yang lebih dalam, yang hanya bisa diraih oleh hati yang terbuka.
Dari Kemewahan Dunia ke Kejernihan Iman
Dan di penghujung kisah---seperti yang diabadikan dalam QS. An-Naml: 44. Di hadapan semua keajaiban dan kebijaksanaan Nabi Sulaiman, Ratu Balqis tak lagi ragu. Ia tak memikirkan tahtanya, tidak pula takut kehilangan kuasa.Â
Ia justru berkata, dengan ketulusan yang mendalam: "Ya Tuhanku, sungguh aku telah menzalimi diriku sendiri. Dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan seluruh alam."
Sebuah pengakuan, sebuah perubahan besar. Dari seorang ratu yang memimpin negeri makmur, ia berubah menjadi hamba yang merendahkan hati di hadapan Tuhannya.
Itulah momen spiritual luar biasa: seorang ratu duniawi memilih menjadi hamba Rabbul 'Alamin.
Pelajaran Berharga dari Balqis dan Sulaiman
Kisah ini bukan dongeng. Ini adalah potongan kehidupan yang penuh hikmah. Dari sini kita belajar: