Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

In This Economy atau Management of Life; Belajar dari Diamond Wedding Tjiptadinata & Roselina

15 April 2025   20:58 Diperbarui: 15 April 2025   20:58 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mari belajar dari pasangan Tjiptadinata dan Roselina, Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal 

Apakah menikah itu masih realistis in this economy---di tengah situasi ekonomi yang penuh tantangan dan ketidakpastian? Atau justru menikah adalah bagian dari management of life, cara seseorang mengatur hidup dengan visi jangka panjang?

Pernikahan memang tak lagi sesederhana kisah cinta dua insan. Ia berubah menjadi medan ujian kedewasaan, kestabilan emosi, dan perencanaan hidup yang matang. 

Banyak pasangan muda hari ini menunda atau bahkan ragu untuk menikah karena alasan finansial. Tapi apakah itu satu-satunya pertimbangan?

Mari kita belajar dari sosok inspiratif: pasangan Tjiptadinata dan Roselina, yang pada 2 Januari 2025 lalu, telah merayakan Diamond Wedding Anniversary---ulang tahun pernikahan ke-60 mereka.

Bertahan adalah Fondasi, Tapi Bertumbuh adalah Tujuan

Pasangan ini menikah dalam usia muda---sama-sama berusia 22 tahun---dan memulai kehidupan pernikahan mereka dari nol besar, dengan segala keterbatasan ekonomi. Selama 7 tahun pertama, hidup mereka penuh perjuangan dan kesulitan. 

Namun, dengan kebersamaan dan komitmen yang kokoh, mereka melewati berbagai badai kehidupan hingga akhirnya mencapai keberhasilan yang menjadi panutan banyak orang.

Dalam perjalanan panjang itu, mereka tidak hanya bertahan, tapi juga bertumbuh bersama. Mereka tidak mengeluh, tidak menyerah, dan terus menyemangati satu sama lain. Kini mereka hidup bahagia bersama anak, cucu, dan cicit. Cinta mereka tetap utuh, bahkan semakin kuat.

Refleksi Pribadi: Modal Beda, Hasil Bukan Segalanya

Saya pribadi menikah di usia 29 tahun, dengan kondisi awal yang boleh dibilang lebih baik: sudah memiliki rumah dan mobil pribadi. Namun, dalam perjalanan hidup berikutnya, saya menyadari bahwa modal awal yang lebih baik secara ekonomi tidak selalu menjamin hasil akhir yang lebih unggul. 

Saya bersama pasangan abadi Apak Tjipta & Mande Lina, Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal 
Saya bersama pasangan abadi Apak Tjipta & Mande Lina, Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal 

Jika dibandingkan, saya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kesuksesan hidup pasangan Tjiptadinata dan Roselina.

Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa pernikahan bukan soal siapa yang lebih siap secara materi di awal, tapi siapa yang lebih tangguh, sabar, dan saling mendukung dalam proses panjang kehidupan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun