Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Malam Cap Go Meh di Kampung Tionghoa Pekanbaru; Tradisi, Harmoni, dan Kenangan

13 Februari 2025   20:21 Diperbarui: 13 Februari 2025   21:00 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi Merza Gamal

Udara malam di Kampung Tionghoa Jalan Karet, Pekanbaru, terasa lebih hangat dari biasanya. Langit yang gelap bertabur lampion merah yang menggantung di sepanjang jalan, menyebarkan cahaya keemasan yang memberikan nuansa magis. Wangi dupa bercampur dengan aroma makanan khas perayaan, membawa kenangan masa kecil saya kembali ke permukaan.

Setiap tahun, Cap Go Meh menjadi penutup rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek. Sebagai bagian dari tradisi yang diwariskan turun-temurun, masyarakat Tionghoa di berbagai penjuru dunia, termasuk di Indonesia, menjadikan malam ke-15 dalam penanggalan Tionghoa ini sebagai malam penuh kegembiraan dan kebersamaan.

Di Tiongkok, perayaan ini dikenal sebagai Festival Lampion (Yuanxiao Jie), namun di Indonesia, Malaysia, dan Singapura, istilah "Cap Go Meh" lebih populer, berasal dari dialek Hokkien yang berarti "malam kelima belas."

Jejak Sejarah Cap Go Meh

Sejarah Cap Go Meh dapat ditelusuri hingga Dinasti Han pada abad ke-2 Masehi. Saat itu, perayaan ini dilakukan oleh para petani yang memasang lampion di ladang untuk mengusir hama serta menggelar pertunjukan barongsai dan musik sebagai bentuk syukur atas hasil panen.

Liukan Lion yang memeriahkan Malam Cap Go Meh. Sumber gambar: Dokumentasi pribadi Merza Gamal
Liukan Lion yang memeriahkan Malam Cap Go Meh. Sumber gambar: Dokumentasi pribadi Merza Gamal

Seiring waktu, tradisi ini menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia, melalui akulturasi budaya antara masyarakat Tionghoa dan komunitas setempat. Di Pekanbaru, khususnya di Kampung Tionghoa Jalan Karet, Cap Go Meh dirayakan dengan meriah.

Sumber gambar: Dokumentasi pribadi Merza Gamal
Sumber gambar: Dokumentasi pribadi Merza Gamal

Rumah peninggalan orangtua saya berada di kawasan ini, dan sejak kecil setiap tahun saya menyaksikan bagaimana jalanan berubah menjadi lautan lampion merah yang menghiasi malam selama satu bulan penuh hingga malam puncak Cap Go Meh. Inilah saat di mana tradisi dan modernitas bertemu dalam harmoni yang indah.

Kemegahan Cap Go Meh 2025 di Pekanbaru

Tahun ini, Cap Go Meh dihelat pada hari Selasa malam, 11 Februari 2025 dengan tema "Harmoni dalam Keberagaman Menuju Indonesia Emas." Kemeriahan yang disuguhkan bukan hanya untuk etnis Tionghoa, tetapi juga untuk seluruh masyarakat Kota Pekanbaru dan Provinsi Riau. Perayaan dimulai sejak sore, dengan berbagai atraksi budaya yang memukau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun