Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Tantangan Baru dalam Konektivitas Digital Indonesia dengan Kehadiran Starlink: Solusi atau Hanya Hype?

24 Mei 2024   20:36 Diperbarui: 24 Mei 2024   20:57 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Indonesia dengan geografisnya yang unik, terdiri dari sekitar 17.500 pulau, telah lama menghadapi tantangan besar dalam menciptakan konektivitas dan inklusivitas digital. Infrastruktur yang terbatas, biaya tinggi untuk membangun jaringan di daerah terpencil, serta kesenjangan akses teknologi dan internet antara wilayah perkotaan dan pedesaan adalah beberapa masalah utama yang dihadapi.

Namun, kemunculan Starlink, proyek internet satelit berkecepatan tinggi yang diprakarsai oleh Elon Musk, memperkenalkan dinamika baru yang dapat merubah lanskap telekomunikasi Indonesia secara signifikan.

Starlink: Solusi yang Kita Butuhkan atau Sekadar Hype?

Kemunculan Starlink di Indonesia menimbulkan berbagai reaksi dan pertanyaan. Apakah ini adalah solusi yang kita butuhkan selama ini, terutama untuk dunia pendidikan?

Peluang di Dunia Pendidikan

Salah satu sektor yang bisa mendapatkan manfaat besar dari kehadiran Starlink adalah pendidikan. Di banyak daerah terpencil di Indonesia, akses internet yang stabil dan cepat masih menjadi kendala utama.


Dengan kecepatan hingga 300 Mbps dan harga yang kompetitif, Starlink dapat membuka akses pendidikan digital ke daerah-daerah yang sebelumnya terisolasi. Ini berarti siswa di pelosok negeri bisa mendapatkan akses ke sumber belajar online, mengikuti kelas virtual, dan berpartisipasi dalam program e-learning dengan kualitas yang sama seperti siswa di kota besar.

Kritik dan Skeptisisme

Namun, ada juga skeptisisme terhadap kehadiran Starlink. Beberapa pihak berpendapat bahwa meskipun teknologinya menjanjikan, ada tantangan logistik dan teknis yang harus diatasi. Instalasi perangkat mungkin mudah di area terbuka, tetapi bagaimana dengan wilayah yang tertutup hutan atau pegunungan?

Selain itu, ada kekhawatiran bahwa Starlink hanya akan menguntungkan mereka yang mampu membayar layanan ini, meninggalkan kelompok masyarakat kurang mampu tetap dalam keterbatasan akses.

Dampak Jangka Panjang terhadap Ekonomi dan Budaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun