Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ritual Terbaik di Tempat Kerja Dapat Membantu Pekerja Menemukan Makna Bekerja

2 Maret 2024   12:07 Diperbarui: 2 Maret 2024   12:14 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam era pandemi COVID-19, banyak ritual di tempat kerja mengalami perubahan signifikan. Rapat pagi, kopi bersama, atau bahkan sekadar obrolan santai di kantor telah berubah atau bahkan hilang sama sekali. Sesungguhnya, ritual-ritual ini tidak hanya penting untuk menjaga keharmonisan lingkungan kerja, tetapi juga memainkan peran kunci dalam kesejahteraan dan motivasi karyawan.

Ritual di tempat kerja dapat menjadi katalis emosional yang sangat penting bagi kesejahteraan dan motivasi pekerja. Meskipun pandemi COVID-19 telah mengubah banyak ritual tradisional di tempat kerja, ada upaya kreatif untuk membangun kembali ritual tersebut.

Misalnya, pekerja jarak jauh dapat menggantikan perjalanan pulang pergi dengan berjalan kaki di sekitar lingkungan mereka, memberikan struktur dan makna dalam lingkungan kerja yang berubah.

Tidur siang juga telah diakui sebagai ritual yang sangat menenangkan, bahkan di beberapa lingkungan kantor. Sebuah penelitian yang disampaikan oleh BBC menunjukkan bahwa tidur siang beberapa kali seminggu dapat memiliki manfaat kesehatan yang signifikan, seperti meningkatkan ukuran otak.

Namun, penting untuk diingat bahwa tidur malam yang berkualitas tetap menjadi prioritas utama, dan tidur siang sebaiknya tidak digunakan untuk mengimbangi kurangnya tidur malam yang berkualitas.

Menurut kajian McKinsey, Ritual yang berhasil cenderung memiliki dua aspek utama: membangun komunitas dan aspek fisik, seperti kebersamaan dalam mengangkat gelas atau bersulang. Ini mencerminkan pentingnya interaksi sosial dan ikatan antarkaryawan dalam menciptakan makna dan kesejahteraan di tempat kerja. Dengan memperhatikan ritual ini, orang dapat menemukan makna yang lebih dalam dalam lingkungan kerja mereka.

Ritual di tempat kerja adalah serangkaian tindakan berulang yang membantu menciptakan ikatan, merayakan prestasi, dan membangun makna kolektif di antara rekan kerja. Namun, untuk generasi muda yang memasuki dunia kerja selama pandemi COVID-19, pemahaman tentang apa itu ritual kantor mungkin belum terbentuk.

Ritual di tempat kerja tidak hanya tentang kegiatan rutin, tetapi juga tentang bagaimana mereka menciptakan rasa identitas dan keterhubungan di antara anggota tim. Ritual membantu memperkuat kesadaran kolektif dan mempromosikan rasa "kita" daripada "saya". Ini tidak hanya tentang kebiasaan sehari-hari, tetapi juga tentang momen penting seperti penerimaan karyawan baru atau pencapaian tim.

Dengan memahami arti sebenarnya dari ritual di tempat kerja, organisasi dapat menciptakan pengalaman yang lebih bermakna bagi karyawan mereka. Ini melibatkan memastikan ritual-ritual tersebut inklusif dan menyelaraskan dengan nilai-nilai perusahaan. Dalam hal ini, ritual tidak hanya membantu mencapai koneksi dan pengakuan, tetapi juga membantu membentuk budaya perusahaan yang kuat dan inklusif.

Apa yang membuat ritual memiliki kekuatan yang begitu besar di tempat kerja? Diskusi antara Lucia Rahilly, Bryan Hancock, dan Bill Schaninger di Podcast McKinsey pada akhir bulan Januari 2024 lalu memberikan beberapa wawasan yang menarik.

Pertama-tama, ritual tidak hanya harus terbatas pada peristiwa besar seperti promosi atau pensiun. Mereka dapat terjadi secara rutin, bahkan setiap hari atau minggu. Ketika tindakan-tindakan ini menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, mereka membentuk ikatan yang kuat di antara anggota tim. Misalnya, ritual harian atau mingguan seperti makan malam bersama rekan kerja atau kebiasaan sebelum pertandingan bagi tim olahraga dapat memberikan rasa konsistensi dan keterhubungan yang kuat.

Kedua, ritual membantu membangun komunitas dan kesadaran kolektif. Mereka bukanlah hanya tentang individu, tetapi tentang apa yang kita lakukan bersama-sama. Ritual seperti makan malam untuk merayakan kesuksesan atau refleksi tim secara bersama-sama dapat menguatkan rasa keterhubungan di tempat kerja.

Ketiga, ritual memberikan kesempatan untuk mengalami kesadaran spiritual di tempat kerja. Dalam konteks ini, ritual dapat menjadi sarana untuk menyelaraskan dengan tujuan yang lebih besar dan mendapatkan energi dari pengalaman kolektif. Misalnya, praktik meditasi atau refleksi bersama dapat membantu karyawan merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dan merasa bahwa pekerjaan mereka memiliki makna yang mendalam.

Dengan demikian, ritual di tempat kerja bukan hanya tentang tindakan-tindakan berulang, tetapi juga tentang bagaimana mereka menciptakan rasa identitas, keterhubungan, dan makna yang mendalam bagi individu dan kelompok. Dengan memperhatikan dan merayakan ritual-ritual ini, organisasi dapat memperkuat budaya perusahaan (corporate culture) yang inklusif dan bermakna bagi semua karyawan.

Penulis: Merza Gamal (Advisor & Konsultan Transformasi Corporate Culture)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun