Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Memahami Fenomena "Waithood" dalam Perspektif Al Quran

11 Februari 2024   20:57 Diperbarui: 11 Februari 2024   21:22 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Olahan & Dokumentasi Merza Gamal

Pernikahan adalah langkah besar dalam hidup yang seringkali menjadi dambaan bagi banyak orang. Namun, dalam beberapa kasus, banyak individu memilih untuk menunda pernikahan atau yang dikenal sebagai "waithood".

Fenomena ini telah mulai berkembang di Indonesia dan diakui sebagai tren yang semakin umum terjadi.

Menurut Drajat Tri Kartono, seorang sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, ada beberapa faktor yang menyebabkan orang memutuskan untuk menunda pernikahan. Beberapa di antaranya adalah keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, anggapan bahwa pernikahan merupakan hal yang rumit, upaya menghindari konflik dengan pasangan, serta persiapan ekonomi dan karier yang lebih matang.

Baca juga: Perspektif Women

Namun, bagaimana perspektif Al Quran terhadap fenomena waithood ini? Apakah ada panduan atau nasihat yang dapat diberikan kepada mereka yang memilih untuk menunda pernikahan?

Al-Qur'an tentang Pernikahan dan Pasangan Hidup

Al Quran menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan manusia berpasangan, yakni suami dan istri, sebagai suatu anugerah yang memiliki tujuan yang mendalam. Dalam Surat An-Nahl ayat 72, Allah menjelaskan bahwa Dia menciptakan pasangan dari jenis yang sama agar manusia dapat merasakan ketenangan hidup. Pasangan tersebut juga menjadi sumber keturunan yang akan melanjutkan tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi.

Allah SWT memberikan rezeki yang baik kepada manusia melalui pasangan dan keturunan mereka. Pasangan hidup merupakan mitra dalam membangun keluarga dan masyarakat. Kehadiran anak-anak bukanlah suatu beban, tetapi merupakan anugerah dan tanggung jawab yang harus diemban dengan baik. Melalui pendidikan dan pembinaan, anak-anak diharapkan dapat melaksanakan tugas mereka sebagai khalifah di bumi.

Ayat ini menggarisbawahi pentingnya pernikahan dalam membangun fondasi keluarga yang kokoh dan melanjutkan misi manusia sebagai pengelola bumi.

Peran Pasangan dalam Pembentukan Generasi Rabbani

Mencari pasangan bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan emosional atau fisik, tetapi juga tentang membangun keluarga yang kokoh dan melahirkan generasi yang bermanfaat bagi umat manusia. Al-Qur'an dalam surah An-Nur [24]: 26 menjelaskan tentang konsep pasangan yang seimbang atau ideal.

Ayat ini menekankan bahwa pasangan yang baik akan melahirkan generasi yang baik, yang menjadi penerus peradaban, taat kepada agama, dan dibanggakan oleh Rasulullah saw.

Kriteria Memilih Pasangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun