Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Apakah Resolusi Belanja Anda di Tahun 2024 Merupakan Kebutuhan, Keinginan, atau Nafsu?

2 Januari 2024   08:26 Diperbarui: 2 Januari 2024   08:26 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Berbelanja merupakan aktivitas sehari-hari yang melibatkan pengeluaran uang untuk memperoleh barang atau layanan. Namun, tidak semua pembelian diciptakan sama, dan sebagai konsumen yang bijak, penting bagi kita untuk memahami perbedaan antara kebutuhan, keinginan, dan nafsu dalam konteks berbelanja. 

Bagaimana lifestyle Anda berbelanja di tahun 2023, dan apakah akan berubah di tahun 2024?

Memiliki pemahaman yang jelas tentang konsep-konsep ini dapat membantu kita mengelola keuangan dengan lebih bijak dan membuat keputusan belanja yang lebih tepat.

1. Kebutuhan: Fondasi Pemenuhan Hidup

Definisi: Kebutuhan adalah hal-hal dasar yang diperlukan untuk mempertahankan kehidupan dan kesejahteraan.

Ketika berbelanja, fokus pada kebutuhan adalah prioritas utama. Ini mencakup elemen-elemen seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan dasar, perawatan kesehatan dasar, dan transportasi untuk kegiatan sehari-hari. Mengajarkan anak-anak untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan adalah langkah awal dalam membentuk perilaku belanja yang bijak.

2. Keinginan: Pencarian Kesenangan dan Kenyamanan

Definisi: Keinginan adalah hal-hal yang diinginkan untuk meningkatkan kenyamanan atau kepuasan, tetapi bukan kebutuhan pokok.

Meskipun keinginan dapat memberikan kesenangan dan meningkatkan kualitas hidup, mereka bukanlah elemen yang mutlak diperlukan. Contohnya termasuk pakaian merek tertentu, gadget terbaru, mobil mewah, atau peralatan elektronik canggih. Penting untuk mengajarkan konsep prioritas, memastikan kebutuhan dasar terpenuhi sebelum memuaskan keinginan.

3. Nafsu: Dorongan Tanpa Kendali

Definisi: Nafsu adalah keinginan yang berlebihan dan sulit untuk dikendalikan, seringkali tidak berkaitan dengan kebutuhan atau keinginan rasional.

Nafsu dapat mendorong seseorang untuk melakukan pembelian impulsif tanpa pertimbangan yang matang. Dalam konteks yang lebih luas, nafsu dapat menjadi akar dari perilaku konsumtif yang berlebihan, termasuk dalam kasus korupsi di tingkat masyarakat. Membentuk kontrol diri dan kesadaran akan konsekuensi nafsu adalah kunci untuk menghindari jebakan belanja yang tidak perlu.

Dengan memahami perbedaan antara kebutuhan, keinginan, dan nafsu, serta dengan mengajarkan prinsip-prinsip belanja yang bijak kepada anak-anak, kita dapat membantu membentuk generasi yang lebih bertanggung jawab secara finansial dan sadar akan nilai-nilai dalam hidup mereka. Belanja yang bijak tidak hanya menguntungkan secara individu tetapi juga mendorong masyarakat yang lebih seimbang dan berkelanjutan.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Membedakan Kebutuhan, Keinginan, dan Nafsu dalam Berbelanja

Dalam era di mana arus informasi dan tawaran produk terus mengalir, kebijaksanaan dalam berbelanja menjadi keterampilan yang semakin penting. Kita dihadapkan pada tantangan untuk memahami perbedaan antara kebutuhan yang esensial, keinginan yang memikat, dan nafsu yang mungkin membawa risiko.

Bagi anak-anak, belanja adalah pelajaran yang tak terelakkan dalam memahami dunia, dan disinilah peran orang tua dan pendidik untuk membimbing mereka. Sebagai orang tua, kita memiliki tanggung jawab untuk memberikan landasan yang kuat bagi anak-anak agar bisa menghadapi realitas berbelanja dengan bijak.

Hal tersebut lebih dari sekadar memberikan uang saku; ini tentang memberikan bekal berharga agar mereka bisa membedakan antara kebutuhan yang mendesak, keinginan yang bersifat menyenangkan, dan nafsu yang bisa merugikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun