Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menghindari Luka dalam Komunikasi akibat Kata-kata

18 Juli 2023   07:51 Diperbarui: 18 Juli 2023   07:55 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahan Merza Gamal, gambar asli dari marriage.com

Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk memilih kata-kata dengan hati-hati dan bertanggung jawab dalam berkomunikasi. Kesadaran akan kekuatan kata-kata dapat membantu kita menghindari penggunaan yang merugikan dan sebaliknya, menggunakan kata-kata kita sebagai alat untuk membangun, menginspirasi, dan memperbaiki hubungan dengan orang lain.

Pepatah yang mengatakan "mulutmu harimaumu yang akan menerkam kepalamu sendiri" mengingatkan kita akan pentingnya berpikir sebelum berbicara. Berpikir sejenak sebelum mengucapkan kata-kata memberi kita kesempatan untuk mempertimbangkan efek dan konsekuensi yang mungkin timbul.

Dalam momen emosional, penting bagi kita untuk mengendalikan impuls dan memberi waktu bagi diri sendiri untuk merenung sebelum mengeluarkan ucapan yang bisa menyakiti orang lain.

Perlu kita sadari bahwa pada era digital saat ini, lisan bukan hanya yang terucap dari bibir kita, tetapi juga melalui tulisan-tulisan kita di media sosial, pesan teks, dan platform digital lainnya.

Kita harus menyadari bahwa kata-kata tertulis memiliki dampak yang sama seperti kata-kata lisan. Ucapan yang menyakiti hati orang lain dapat terjadi melalui tulisan-tulisan kita di internet.

Ketika kita menggunakan media sosial, gawai, atau laptop untuk berkomunikasi, kita harus tetap menjaga kesadaran dan etika dalam menggunakan kata-kata kita. Bahkan tanpa melihat ekspresi wajah atau mendengar intonasi suara, kata-kata tertulis tetap memiliki dampak dan potensi untuk menyakiti orang lain.

Di dunia digital, kita sering merasa terlindungi oleh keanoniman atau jarak yang tercipta, sehingga kita bisa merasa bebas untuk mengungkapkan pendapat atau emosi tanpa memikirkan akibatnya. Namun, penting bagi kita untuk menyadari bahwa di balik setiap layar ada manusia dengan perasaan yang sama seperti kita.

Untuk mencegah menyakiti hati orang lain dalam komunikasi digital, ada beberapa langkah yang dapat diambil:

  1. Berpikir sebelum menekan "kirim": Sebelum mengirim pesan atau mengunggah postingan, pertimbangkan dampaknya. Pikirkan apakah kata-kata tersebut mungkin menyinggung, merendahkan, atau menyakiti perasaan orang lain.
  2. Gunakan bahasa yang sopan dan hormat: Pastikan kata-kata yang kita gunakan dalam komunikasi online tetap sopan, hormat, dan menghargai perspektif orang lain. Hindari penggunaan kata-kata kasar, penghinaan, atau pelecehan.
  3. Jaga emosi dan sikap: Saat kita sedang emosional atau marah, penting untuk memberikan jeda sejenak sebelum merespons dengan kata-kata. Hindari mengungkapkan emosi secara impulsif yang dapat menyebabkan keretakan hubungan atau perasaan negatif.
  4. Latih empati dan pemahaman: Cobalah untuk memahami sudut pandang orang lain dan berempati terhadap perasaan mereka. Hal ini dapat membantu kita berkomunikasi dengan lebih bijaksana dan meminimalkan risiko menyakiti hati orang lain.

Dengan menjaga lisan dan kata-kata kita baik secara lisan maupun dalam komunikasi digital, kita dapat membangun hubungan yang lebih baik, menciptakan lingkungan yang saling menghormati, dan mendorong komunikasi yang positif dan bermakna.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menggunakan kata-kata dengan bijaksana dan mempertimbangkan efeknya sebelum mengirim pesan atau mengunggah postingan.

Perlu kita ingat bahwa kata-kata yang menyakitkan hati itu akan membekas selalu dalam hati orang yang disakiti, walaupun dia telah memaafkan kita sebagai orang yang menyakiti hatinya. Hal tersebut bagaikan paku yang pernah ditancapkan pada kayu pagar, meskipun paku telah dicabut, namun tetap meninggalkan bekas di kayunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun