Mohon tunggu...
Mery Indriana
Mery Indriana Mohon Tunggu... Administrasi - swasta

penyuka senja

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Siap Menang, Siap Kalah

18 April 2019   00:38 Diperbarui: 18 April 2019   00:48 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemarin kita telah selesaikan  pesta demokrasi setiap lima tahun yaitu pemilu. Pemilu kali ini cukup sulit karena masyarakat harus mencoblos lima kertas suara (kecuali Jakarta) yaitu DPRD tingkat 2, DPRD tingkat 1, DPR , DPD dan Preseiden -- Wakil Presiden. Ini adalah pemilu terbesar sepanjang sejarah Indonesia.

Semua pihak harus bergembira karena pesta demokrasi kali ini. Karena ini puncak kegiatan politik dalam setahun ini berupa kampanye masing-masing paslon dan caleg. Faktanya ada dua calon Presiden dan wakil presiden. 16 partai nasional dan 4 partai local Aceh. Ada sekitar 7.968 calon angggota DPR RI, 807 calon anggota DPD.

 Pemilu yang akan tersebar di 809 ribu TPS ini akan diikuti sekitar 190 juta pemilih Presiden, terbanyak di Jabar yaitu 33 juta , Jawa Timur sebanyak 30,9 juta dan Jawa Tengah sebanyak 27,8 juta. Sedangkan provinsi yang paling sedikit pemilihnya adalah Provinsi yang relative muda di Indonesia yaitu Kalimantan utara.

Kampanye yang berlangsung berbulan-bulan itu dalam situasi yang sangat riuh, bahkan terlalu riuh. Baik di dunia nyata maupun dunia maya. Yang membuat riuh atau gaduh adalah para pendukung masing-masing paslon Pilpres. 

Bisa dipahami karena hanya diikuti dua kontestasi sehingga pergerakan isu dan narasi seringkai di luar control. Saling caci maki, merendahkan, memfitnah dsb. Gerakan saling dukung itu sedemikian tajamnya hingga sering membuat relasi pertemanan dan kolega menjauh, atau antar saudara saling tidak mendukung sampai terputusnya tali silaturahmi.

Kemarin, rakyat Indonesia sudah menentukan  sendiri mana calon yang layak untuk duduk sebagai Presiden-wakil presiden, anggota DPR, DPD dan DPRD.   Apapun hasilnya kita harus menghargai apa yang sudah dipilih oleh mayoritas  rakyat itu, meskipun itu tidak sama dengan pilihan kita. Tetapi kita harus fair untuk menerima apapun hasilnya.

Karena seringkali sebuah kontestasi seseorang yang sudah support untuk calonnya (pendukung Paslon) atau Caleg, hanya siap untuk memperoleh kemenangan saja. Tetapi mentalnya tak cukup kuat untuk menerima kekalahan. Bahkan ada yang mengingkari kekalahan itu dengan berbagai cara.

Hal ini tentusaja bukan hal yang patut dimiliki oleh seorang yang gentle. Karena seharusnya seseorang harus  menerima apapun pilihan rakyat itu. Ke depan mungkin kita harus berlatih lebih keras lagi untuk siap menang dan siap kalah. Dengan bersiap hadapi kekalahan maka kehidupan lebih mudah kita lampaui. Dan sebaliknya.

Selamat kepada Paslon Capres dan para calon legislator terpilih. Lima tahun ke depan, nasib Indonesia berada di tangan Anda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun