Mohon tunggu...
Mery Indriana
Mery Indriana Mohon Tunggu... Administrasi - swasta

penyuka senja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cerdas Gunakan Media Sosial di Era Milenial

6 Desember 2018   07:55 Diperbarui: 6 Desember 2018   08:51 1098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerdas Bermedsos - http://pustakawanjogja.blogspot.com

Semenjak internet begitu mudah diakses oleh siapa saja, keberadaan media sosial menjadi tempat yang ramai dikunjungi para anak muda dari belahan dunia manapun. 

Mereka bisa bebas berekspresi, bebas menyampaikan pendapat, bebas menyerap informasi, bisa mendapatkan teman dari mana saja, dan masih banyak lagi yang bisa dilakukan di media sosial. Bahkan, aktifitas jual beli, mencari pekerjaan, hingga belajar ilmu pengetahuan apapun juga bisa dilakukan melalui dunia maya dan media sosial.

Ketika perkembangan teknologi begitu pesat, hal ini memicu pertumbuhan pengguna internet di Indonesia dan berbagai negara. Berdasarkan hasil riset eMarketer pada 2017 lalu, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 112 orang. 

Sementara menurut data APJII, rata-rata masyarakat Indonesia menghabiskan waktu 1-7 jam per hari untuk beraktifitas di dunia maya. Era milenial memang telah merubah perilaku seseorang. Karena era milenial telah memberikan berbagai kemudahan dalam hal perkembangan teknologi informasi.

Persoalannya adalah, perkembangan teknologi informasi tak hanya memberikan dampak positif, tapi juga memberikan dampak negatif. Kecepatan penyebaran informasi dan banyaknya anak muda yang mengakses internet, dimanfaatkan oleh sejumlah pihak untuk menebar propaganda radikalisme, menebar ujaran kebencian melalui konten-konten yang sengaja mereka produksi. 

Baik itu dalam bentuk tulisan, gambar ataupun video. Apalagi memasuki tahun politik seperti sekarang ini, penyebaran konten negative semakin masif untuk menjatuhkan atau menaikkan elektabilitas pasangan calon.

Kondisi ini tentu berpotensi mengganggu kerukunan dan toleransi yang selama ini  sudah terjaga baik di Indonesia. Karena pihak-pihak yang tak bertanggungjawab tersebut, sengaja memprovokasi dengan sentimen SARA. 

Akibatnya, masyarakat yang tingkat literasinya masih rendah, akan mudah terprovokasi. Apalagi sudah mulai banyak tokoh politik, tokoh masyarakat, bahkan tokoh agama yang aktif memberikan pernyataan provokatif. Banyak contoh di Indonesia yang seharusnya bisa kita jadikan pembelajaran terkait hal ini. Banyak orang yang telah ditahan karena cuitannya. Banyak orang yang ditahan karena provokasi di media sosial.

Bagaimana dengan kita? Sebagai generasi milenial penerus bangsa, apakah juga akan ikut sebagai penebar kebencian di media sosial? Apakah kita juga akan menjadi provokator di media sosial? Jika diantara kita saat ini sudah terlanjur menebar kebencian di medsos, tolong dihentikan. 

Sebarkanlah pesan kedamain yang mampu menyejukkan semua orang. Jangan bangkitkan amarah orang lain hanya karena alasan politik atau karena perbedaan ideologi atau keyakinan. Ingat, kita semua bersaudara. Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda, agar saling mengenal satu dengan lainnya.

Mari cerdas di media sosial. Mari kita dorong semua warganet untuk menguatkan budaya literasi. Cerdas di media sosial akan menghindarkan diri dari segala pengaruh buruk. Cerdas di media sosial juga akan bisa menekan tingkat kebencian secara online. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun