Bagian kanistama angga (pinggang ke bawah) menggunakan kamben, sesaput untuk pinggang dan sandal sebagai alas kaki.
[caption id="" align="aligncenter" width="330" caption="Pakaian Dengan Sedikit Jaritan"]
Yang menjadi pertanyaan , mengapa mesti menggunakan kamben, sesaput,udeng atau destar yang kesmuanya berbentuk kain lembaran ? ternyata hal ini bersumberkan pada ajaran agama (kitab bhagavata purana) , bahwa pakaian yang baik untuk digunakan sebagai persembahyangan adalah pakaian yang jaritannya sedikit (kain lembaran yang tidak dijarit , lihat kamben, saputan, udeng atau destar yang belum jadi), sehingga pakaian seperti celana jean dan yang sejenisnya yang banyak jaritan tidak baik digunakan sebagai pakaian persebahyangan. hal ini karena berkaitan dengan himsa karma.
Berdasarkan uraian tersebut bahwa pakaian atau berbusana sembahnyangberbeda dengan berbusana dalam kesaharian. busana persembahyangan seharusnya dengan sedikit jaritan. selain itu pula yang perlu diperhatikan bahwa berpakaian menyesuaikan dengan tradisi setempat , hal ini merujuk pada hukum hindu tetang penerapan ajaran dharma yang hendaknya sesuai dengan ajaran Dharmasidhiartha ( suksesnya tujuan dharma atau agama ) Yaitu untuk menerapkan dharma disesuikan dengan Iksa (tujuan), sakti (kemampuan), desa (wilayah setempat), kala (waktu, perkembangan jaman), tattwa (sastra, ajaran agama). dengan demikian diharapkan dalam mempraktekan ajaran agama dalam kehidupan selalu fleksibel dan tidak memberatkan masyarakat.
Om Shanti, Shanti, Shanti Om.