Mohon tunggu...
I Ketut Merta Mupu
I Ketut Merta Mupu Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendamping Sosial PKH Kementerian Sosial RI

Alumni UNHI. Lelaki sederhana dan blak-blakan. Youtube : Merta Mupu Ngoceh https://youtube.com/@Merta_Mupu_Ngoceh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penyebab Lupa Pada Mimpi dari Sudut Pandang Spiritual

7 Oktober 2017   22:00 Diperbarui: 7 Oktober 2017   22:51 9176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ada beberapa sahabat yang bercerita bahwa dia sering mimpi tetapi tidak diingat apa yang dimimpikan. Kecenderungan hanya ingat pada bagian akhir kronologi mimpinya. Ada pula yang bercerita bahwa dia semakin sering mimpi atau semakin ingat pada mimpinya setelah rajin sembahyang. Hal itu menimbulkan berbagai pertanyaan, lalu mencoba melakukan pengamatan, karena saya sendiri pernah mengalami lupa dengan mimpi pada saat tertentu saja.

Sebenarnya setiap orang sering bermimpi dalam setiap tidurnya, akan tetapi sebagian orang tidak bisa mengakses peristiwa mimpi melalui pikiran alam bawah sadar ataupun pikiran tak sadar (causal mind).

Menurut Andreas Prasadja, dokter spesialis kesehatan tidur, sebagaimana dikutip dari CNN (2015), bahwa manusia bermimpi empat sampai enam kali setiap malam setiap tidur. Namun, tidak setiap orang ingat dengan mimpi yang datang dalam tidurnya.

Menurut Irawan sebagaimana dikutip dari Kompasiana,  sebenarnya kita bermimpi secara konstan dengan durasi yang berbeda-beda selama tidur. Hanya pada fase REM kita menjadi lebih peka terhadap mimpi dan lebih mudah mengingatnya, jadi jika kita tidak mengingat mimpi, bukan berarti mimpi tersebut tidak terjadi.

Berdasarkan penelitian para ahli, seperti dilansir boldsky, ada beberapa fakta soal melupakan mimpi yang baru saja dialami, seperti berkedip saat bermimpi, mimpi terjadi saat tertidur nyenyak, kualitas tidur kurang baik. Pada orang yang melupakan mimpi biasanya disebabkan karena pusat pemrosesan informasi di otak benar-benar beristirahat dan tidak bisa menyimpan memori baru.

Menurut penelitian yang dipimpin oleh Perrine Ruby dari Lyon Neuroscience Research Center di Prancis, sebagaimana dikutip dari majalah online, menemukan bahwa orang yang mampu mengingat mimpi memiliki otak yang lebih aktif dibandingkan orang yang tak bisa atau sulit mengingat mimpinya. Ketika tertidur dan bangun, orang yang bisa mengingat mimpinya memiliki aktivitas otak yang lebih banyak pada bagian prefrontal cortex dan temporo-parietal junction. Kedua bagian itu berkaitan dengan fungsi proses informasi berdasarkan release dari French National Institute of Health and Medical Research (INSERM). Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh peneliti yang sama juga menemukan bahwa orang yang mudah mengingat mimpinya mengalami masa yang lemah pada malam hari, sehingga otak mereka lebih reaktif terhadap suara ketika mereka tidur dan terbangun, dibandingkan dengan orang yang sulit mengingat mimpi. Otak yang lebih aktif juga membuat mereka lebih mudah terbangun saat tidur sehingga kemampuan mereka untuk menyimpan mimpi lebih tinggi daripada mereka yang tak mudah terbangun saat tidur. Peneliti menjelaskan bahwa otak yang tidur dan tidak menunjukkan keaktifan lebih sulit untuk menyimpan informasi. Otak harus terbangun untuk melakukannya. Peneliti juga menemukan bahwa orang yang mudah mengingat mimpi cenderung memiliki lebih banyak mimpi dibandingkan orang yang kesulitan mengingat mimpi.

Meski para ilmuwan telah mencoba untuk memecahkan misteri tentang mengapa kita cenderung melupakan mimpi, namun belum ada hasil ataupun kesimpulan yang substansial, dengan kata lain masih menjadi misteri.

Pada dasarnya mimpi tak ubahnya seperti peristiwa atau kejadian-kejadian yang kita alami di dalam dunia nyata,  hanya saja peristiwa dalam mimpi merupakan pengalaman yang dilihat dalam bentuk simbol-simbol oleh pikiran alam bawah sadar dan pikiran tak sadar. Sedangkan pengalaman di dunia nyata merupakan pengalaman yang dialami oleh pikiran sadar.

Suatu peristiwa yang tidak begitu penting dalam kehidupan kita sehari-hari peristiwa tersebut akan mudah kita lupakan seiring berganti dengan peristiwa-peristiwa baru dari hari ke hari. Dalam keseharian kita ada banyak peristiwa yang terjadi, namun hanya sebagian kecil yang tersimpan dalam ingatan. Akan tetapi bilamana suatu peristiwa itu sangat penting dan memiliki kesan yang mendalam di dalam kehidupan kita maka secara otomatis peristiwa tersebut akan tersimpan lebih lama di dalam ingatan kita. Demikian pula halnya dengan mimpi atau peristiwa yang dialami oleh pikiran alam bawah sadar ataupun pikiran tak sadar, kita akan mudah melupakannya bilamana mimpi tersebut bermakna sepele, mimpi yang menggambarkan persoalan sederhana. Dan juga, mimpi mudah dilupakan bila mimpi tersebut diselingi mimpi lainnya.

Hal tersebut bila dinilai dari sudut pandang sebagai fenomena alami, akan tetapi ada juga faktor spiritual yang mempengaruhi ingat atau tidaknya seseorang pada mimpinya. Ada dua hal yang berpengaruh besar terhadap keadaan tersebut yaitu faktor dosa dan emosional. Kedua faktor tersebut saya ungkap sebagai penyebab ingat atau tidaknya seseorang pada mimpi berangkat dari pengalaman berupa petunjuk mimpi. Untuk memahami hal tersebut bisa dicermati dari kejadian yang pernah saya alami.

Pada awalnya saya jarang sekali mimpi, bahkan hanya setahun sekali. Pada masa itu jarang meditasi, jarang berjapa (zikir), meskipun rutin sembahyang. Seiring waktu saya mulai sering berjapa dan meditasi. Suatu ketika saya mimpi didatangi ibu almarhum yang meninggalkan saya ketika baru berumur setahun, itu pertama kalinya memimpikan ibu. Entah bagaimana ceritanya, semenjak itu jadi sering mimpi, sekira seminggu sekali. Lalu pada minggu berikutnya mimpi dilukat (mandi suci) oleh seseorang yang jadi jero dasaran; makna mimpi ini pertanda disucikan oleh dewata. Lalu mimpi diberi buku kuno berisi ilmu pengawas. Efeknya pernah bisa beberapa kali melihat orang yang disayangi ketika dia memikirkan saya, melihatnya dengan indera keenam. Begitu juga mulai bisa merasakan akan terjadi sesuatu melalui tenger seperti kedutan, wajah terasa panas, telinga berdenging, menguap/mengantuk bila dibicarakan orang. Dan yang paling besar pengaruhnya yang membuat saya sering mimpi adalah mimpi diajari melepaskan sang roh dari tubuh dengan mantra; aji kalepasan, ilmu merogo sukmo. Sayangnya dalam mimpi itu gagal untuk melakukannya. Tetapi herannya semenjak itu saya sering sekali mimpi, hampir setiap hari. Bukan hanya satu mimpi dalam semalam tetapi banyak mimpi, bahkan pernah mimpi hingga delapan kali semalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun