Mohon tunggu...
I Ketut Merta Mupu
I Ketut Merta Mupu Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendamping Sosial PKH Kementerian Sosial RI

Alumni UNHI. Lelaki sederhana dan blak-blakan. Youtube : Merta Mupu Ngoceh https://youtube.com/@Merta_Mupu_Ngoceh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memaknai Mimpi dengan Metode Cocoklogi

18 Agustus 2017   07:19 Diperbarui: 18 Agustus 2017   12:51 1573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebagai lelaki normal, bergairah juga dibuatnya. Saya ajakin gitu-gituan. Eh saya disuruh tiduran, lalu dia buka celana hingga telanjang. Saya sudah siapkan 'tombak' yang berdiri tegap. Saya langsung digenjot dari atas. Duuhh beratnya.

 'Heiii.. ngapain kalian disana?' Teriak om saya dari gedong dewa kembar yang ada di sebelah selatan pura dewa hyang itu, pura untuk leluhur. Kaget juga dibuatnya. Kami langsung bangun bergegas.

'Dia yang duluan ngajakin saya' jawabku.

'Cai buang kene dii? Cewek gendut masi ajak ngeto! (Kamu ganjen begini sih? Gadis gendut juga diembat!)' Ujar omku itu, om BD. Om dari keluarga mindon.

'Adeeh dosa dah aku ini! Melakukan gitu dekat tempat suci' batinku tanpa menghiraukan omku itu karena malu.

Lalu saya berjalan ke arah utara bersama gadis gendut itu. Sudah jauh perjalanan, sekira setengah kilo, ternyata kami diikuti keluarga gadis itu dari belakang. Perjalanan berlanjut, di pinggir jalan saya menemukan buah mangga matang sekeranjang dekat rumah lama om tadi. Sepertinya om yang punya mangga itu, kayaknya enak kalau dimakan. Gadis yang kuajak begituan tadi ingin minta mangga. Lalu saya ambilkan satu. Kemudian menghampiri tantenya yang terlihat di rumahnya mau minjam pisau pakai ngelupas mangga, sekalian mau bilang minta mangga. Eh ternyata dia gak punya pisau. (Sekarang rumahnya itu sudah tidak ada, adanya waktu saya belum sekolah SD, sudah puluhan tahun lalu).

Dari kejauhan saya mendengar ibuku menjerit di tempat kandang sapi, 'Bli Jero.. sapinya lepas! Bantu untuk menangkapnya!' Teriak ibu minta tolong kepada bapakku. (Aslinya disana tidak ada kandang sapi maupun sapi).

Akhirnya tersadar dari mimpi. Dan langsung bisa menangkap maksud inti dari mimpi tersebut, yaitu disuruh membongkar gedong dewa kembar. Penafsiran maksud mimpi itu bukan atas renungan tetapi muncul begitu saja dari pengertian dalam lubuk hati. Lalu saya renungkan kronologinya secara detail. Berhubungan seks pertanda buruk, dalam konteks mimpi di atas melambangkan ada kaletehan di dekat pura pesimpangan dewa hyang. Kaletehan itu ditimbulkan oleh pemali agung berupa bangunan gedong dewa kembar yang sudah dipralina (dilebur secara niskala) waktu ini, namun pembongkaran bangunan fisiknya ditunda. Bangunan itu numbak bucu (sudut bertumpu) dengan bale Pesamuhan sehingga menjadi pemali agung. Mungkin itu sebabnya disimbolkan dengan berhubungan seks dengan cewek gendut (gede:agung). Bangunan itu disuruh mem'buang'nya (membongkar), makanya dalam mimpi saya dibilang 'buang'. Yang menyuruh adalah Sesuhunan (dewata) simbol gr BD karena omnya itu jadi pedasaran, tapakan dewa.

Bila bangunan itu tidak dibongkar maka akan mendatangkan penyakit bagi keluarga besar kami (disimbolkan dengan mangga yang sudah matang sekeranjang: ngalap sarwa pala gantung ala kojarnia). Juga disuruh untuk tidak lupa membuatkan ritualnya setelah pembongkaran, banten caru pabersihan. (simbolnya ada sapi lepas dari kandangnya, disuruh menangkap). Sapi atau sampi ngaran sampian ngaran banten.

Sebelumnya juga sempat mimpi mengarah kesana tetapi tidak begitu saya pahami maksudnya soalnya tempatnya tidak jelas dimana. Dalam mimpi itu saya bersama keluarga besar sedang menggotong mayat ke kuburan sembari melantunkan kidung kedewa: kidung dewa yadnya. (Ngutang bangke mekidung kedewa). Ternyata kuburan itu ada di tanah perbatasan milik pekak BD dan guru Nas. (Tempat kuburan ini gak jelas keberadaannya dimana dalam kenyataan).

Setelah mimpi berhubungan seks di atas itulah baru saya paham maksud dari mimpi menggotong mayat tersebut. Ternyata maksudnya disuruh 'ngutang bangken gedong dewa' (membuang bekas gedong dewa), diambil dari makna 'ngutang bangke mekidung kedewa'. Kan lucu menggotong mayat tetapi kidung sucinya kidung dewa yadnya, seharusnya kidung kematian. Disitu uniknya mimpi. Keberadaan gedong dewa itu memang berada di perbatasan tanah guru Nas dan pekak BD, namun sayangnya dalam mimpi tidak jelas tanah itu berada dimana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun