Mohon tunggu...
Merry Witham
Merry Witham Mohon Tunggu... Penulis cerita ringan

Penyuka tulisan berbagai genre

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengapa Pejabat Kita Enggan Membaca?

26 September 2025   14:42 Diperbarui: 26 September 2025   14:42 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana yang nyaman untuk membaca ( Dokumen pribadi)

Belakangan ini sedang ramai dibicarakan di media sosial mengenai pejabat-pejabat kita yang enggan membaca buku.


Buku hanya jadi pajangan di ruang kerja. Koleksinya bagus dan bermutu, tapi dibiarkan berdebu di balik lemari kaca. Bahkan banyak yang masih terbungkus plastik---tanda belum pernah disentuh. Seakan-akan hanya untuk terlihat pintar dan keren.

Di era digital yang serba instan seperti sekarang, ini sungguh : darurat baca pejabat kita.
Banyak yang tampak sibuk dengan ponsel, padahal hanya main game. Terlihat rajin kunjungan-kunjungan, rapat kesana kemari, tapi sebenarnya tidak mengerti apa tugas-tugas utamanya.

Padahal, dengan rajin membuka buku, pikiran bisa terbuka luas. Ilmu yang kita dapat dari membaca sungguh tak ternilai.

Aku sendiri sudah hobi membaca sejak kecil, dan sampai sekarang, sudah menjadi nenek, masih rutin datang ke perpustakaan dekat rumah. Rasanya ada yang kurang kalau sehari saja tidak membaca. Aku juga tidak pilih-pilih bacaan: fiksi, nonfiksi, psikologi, apa saja aku lahap. Aku benar-benar penikmat semua jenis buku.

Kita tahu, hampir semua pemimpin besar dunia adalah pembaca buku, yang selalu aktif membaca dalam situasi apa pun.
Soekarno tekun membaca filsafat dan sejarah sejak muda. Nelson Mandela membawa buku ke dalam sel penjara. Barack Obama pun dikenal sebagai pembaca setia, bahkan selama masa jabatannya. Mereka paham betul, kekuasaan tanpa pengetahuan hanyalah jalan menuju kegagalan.

Lalu, mengapa pejabat kita sekarang malas membaca?
Bagaimana mereka bisa membuat kebijakan yang benar-benar berpihak kepada rakyat jika hanya mengandalkan ringkasan laporan atau hasil survei? Atau hanya melihat dari media sosial saja?

Memang, rajin membaca bukan satu-satunya ukuran kualitas seorang pemimpin. Tapi jelas, membaca adalah salah satu indikator penting untuk mengasah kapasitas diri.

 Seorang pejabat yang tidak mau membaca sebenarnya sedang menelantarkan tanggung jawab moral sekaligus intelektualnya.

Pemimpin yang rajin membaca akan berwawasan luas. Tanpa wawasan itu, kepemimpinan mereka mudah dipengaruhi oleh pembisik yang tidak pro rakyat. Akibatnya, pemimpin bisa kehilangan arah dan jati dirinya, bahkan mengambil keputusan penting tanpa pertimbangan mendalam. Pemimpin akan rapuh, tak punya integritas, bahkan anti-kritik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun