Mohon tunggu...
Merkyana Nancy Sitorus
Merkyana Nancy Sitorus Mohon Tunggu... Administrasi - Pejalan Pemerhati

Pejalan dan pemerhati apapun yang menarik mata dan telinga. Menyalurkan hobby jalan melalui www.fb.com/gerakpetualang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bertahan atau Menyerang?

11 Oktober 2018   18:11 Diperbarui: 11 Oktober 2018   20:37 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"In my teams, the goalie is the first attacker, and the striker the first defender. - Johan Cruyff"

Dalam Kamus  Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bertahan adalah : 1. tetap pada tempatnya (kedudukannya dan sebagainya) ; tidak beranjak (mundur dan sebagainya); 2. mempertahankan diri (terhadap serangan, godaan, dan sebagainya) ; 3. tidak mau menyerah;berteguh hati;berkeras hati ; 4. cukup untuk beberapa waktu (tentang persediaan dan sebagainya). Pada dasarnya bisa disimpulkan, bertahan adalah suatu keadaan agar segala sesuatu tetap ada pada keadaannya. Entah itu posisi, niat, keinginan, benda. Suatu keadaan stabil dan aman.

Sementara arti dari kata menyerang adalah : 1. mendatangi untuk melawan (melukai, memerangi dan sebagainya); menyerbu ; 2. menimpa (tentang bencana, penyakit, dan sebagainya); melanda; melanggar ; 3. menentang (seperti melancarkan kritik) ; 4. menekan atau memberi serangan pada lawan (dalam olaharga). Dari sini bisa dikatakan menyerang itu segala aksi atau upaya untuk melemahkan atau menaklukkan lawan. 

Lalu saya bertanya-tanya, dalam kehidupan saya, apakah saya lebih banyak bertahan atau menyerang?

Apakah objek yang saya serang itu takluk? Dapatkah dia bertahan? Atau malah saya yang balik diserang?

Kemudian terhadap penyerang saya, apakah saya sanggup bertahan? Apakah saya takluk? Mampukah saya  menyerang balik?

Kepentingan manusia satu sama lainnya pasti berbeda. Kadang sejalan, kadang berseberangan. Sejalan bukan berarti bisa bekerjasama, bisa saja malah harus bersaing. Berseberangan belum tentu juga tak sepaham, bisa saja saling melengkapi. Begitupun dengan "bertahan-menyerang" ini.

Seorang penembak jitu, saat melakukan tugasnya mengarahkan senjata dan menarik pelatuk, pertahanannya lemah. Dia dituntut konsentrasi pada sasaran di depannya sehingga tidak awas terhadap keadaan di sekitarnya sendiri.

Pun kalau dia awas dengan sekitarnya, begitu ada gangguan dia harus memilih, tetap dengan mode menyerangnya, atau pindah ke mode bertahan. Hitung-hitungannya harus dilakukan dengan cepat dan penuh pertimbangan.

Dan setiap pilihan tentunya menuntut resiko, tetap dengan mode menyerang dia membahayakan dirinya sendiri, pindah ke mode bertahan, dia tidak bisa menuntaskan tugasnya.

Atau versi piala dunia terakhir, saat Jerman pulang setelah melawan Korea Selatan. Manuel Peter Neuer, sang goalkeeper, meninggalkan gawang nya untuk membantu serangan. Begitu posisi itu kosong, Heung Min So dengan bebas menembakkan gol tambahan untuk Korea Selatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun