Mohon tunggu...
Merita Dewi
Merita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Amatiran

Tak perlu terlalu terang, cukup terus menyala dan tak kunjung padam

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Culture Shock Pasangan Baru Menikah: Pentingnya Terus Belajar dan Saling Menghargai

22 Mei 2024   12:21 Diperbarui: 22 Mei 2024   12:21 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi/Merita Dewi

Memasuki tahun kedua usia pernikahan, tak lupa memberikan apresiasi kepada diri sendiri juga suami atas segala upaya membangun rumah tangga impian yang benar-benar mulai dari nol. 

Kata orang, di usia pernikahan yang masih seumur jagung ini belum ada apa-apanya, belum banyak ujiannya, belum merasakan pahit-pahitnya kehidupan rumah tangga, dan belum-belum yang lainnya lagi.

Jika melihat dari sudut pandang saya sendiri, siapa saja orangnya pasti mengalami ujiannya masing-masing entah itu mereka yang belum menikah, baru menikah atau sudah lama menikah. Kadarnya saja mungkin yang berbeda. 

Katakanlah memang usia pernikahan kami masih terlalu dini, tetapi cukuplah sebagai bahan refleksi kecil-kecilan. Terutama saat masa-masa awal sekali menikah, meski sebelumnya sudah saling mengenal tetapi baik saya maupun suami mengalami culture shock sebab baru sama-sama tahu kebiasaan masing-masing.

Terutama bagi saya sendiri sebagai seorang istri. Saya merupakan anak tunggal di keluarga yang jarang sekali memiliki kesibukan di dapur, kemudian kuliah lalu bekerja yang tinggalnya jauh dari orang tua juga lebih sering membeli makanan ketimbang memasak sendiri. 

Jangan tanya kemampuan memasak saya, benar-benar jauh di bawah rata-rata. Menurut suami, memasak adalah kemampuan yang bisa dipelajari pelan-pelan bukan sebuah bakat yang melekat pada seseorang sejak lahir. Di zaman sekarang, mudah saja tinggal lihat resep di internet, sosial media bahkan platform seperti YouTube. 


Jadilah sekarang saya selalu memasakkan makanan untuk keluarga (suami dan anak) setiap pagi dan malam hari, sesekali juga pernah beli atau makan di luar rumah. Kesibukan yang sebelumnya sangat jarang saya lakukan, tetapi sekarang malah menjadi kebiasaan rutin. 

Untuk saya hal ini merupakan bentuk kekurangan diri tetapi suami menerima dan menemani berbenah, itu menjadi kebahagiaan tersendiri.

Lain halnya dengan suami, ia mempunyai hobi bermain voli dan game online. Saya kerap diabaikan dan merasa bersaing dengan hobinya tersebut. 

Namun, lambat laun berusaha memahami bahwa ia pun membutuhkan hiburan untuk menyegarkan kembali pikiran setelah penat bekerja. Selain itu, suami juga tak segan membantu pekerjaan di rumah seperti mencuci piring, pakaian dan menyapu rumah. 

Selagi masih rajin bekerja, setoran bulanan ke saya lancar, ibadah wajib tidak tertinggal, perasaan-perasaan yang rasanya tidak perlu itu saya minimalisir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun