Mohon tunggu...
Nurlita Wijayanti
Nurlita Wijayanti Mohon Tunggu... Penulis - Menurlita

Lulusan Psikologi yang antusias pada isu kesehatan mental. Wordpress: https://sudutruangruang.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Saat Tulisan Jadi Representasi Diri Kita

4 Juni 2019   10:58 Diperbarui: 27 September 2019   21:03 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Thought Catalog on Unsplash 

***

Dinamika psikologis inilah yang mungkin tidak dijadikan pertimbangan secara langsung ketika kita menemukan tulisan yang bagus. 

Kita tidak tahu, pengalaman hidup seperti apa yang sudah menempa orang tersebut, sehingga emosi dan perasaannya bisa setenang itu, padahal mungkin banyak di sekitar kita yang masih sulit mengendalikan emosi saat menulis. 

Aku pernah mengalami ini juga, saat emosi masih tak stabil, tulisan bisa kerasa dalam banget, tapi cenderung tidak teratur dan tidak dipahami orang lain.

Dinamika psikologis inilah yang sering tidak kita sadari, kalau di tulisannya juga merekam kenangan pahit yang berhasil dilaluinya. 

Kenapa tulisannya bisa terasa tulus dan ngena di hati? Siapa sangka? Mungkin dia sudah beratus-ratus kali dikecewakan dan akhirnya ia menemukan jalan sabar yang sudah lama ia idamkan. 

Tapi, mungkin ada juga tulisan yang bagus itu karena memang keterampilannya yang mumpuni, dia ahli menggetarkan hati lewat tulisan. 

Dan masih banyak kemungkinan lainnya. Diamati saja, coba dipahami :)

***

Photo by Tyler Nix on Unsplash 
Photo by Tyler Nix on Unsplash 
Dengan siapa kita bicara, kita perlu memahami beberapa aspek pada dirinya. Tidak bisa dari tulisannya saja, meski tulisan juga bagian dari ekspresi jiwa. Apalagi kalau cuma lihat foto, itu tidak bisa kita jadikan referensi tunggal menyimpulkan aspek psikologis seseorang, salah satu aspek yang bikin kita nyaman berlama-lama ngobrol dengannya. 

Pada hakikatnya, manusia ingin jadi pribadi yang lebih baik dan mungkin juga ingin terlihat baik, jadi ia ingin menampilkan apa saja yang menurutnya baik untuk diperlihatkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun