Mohon tunggu...
Andayo Ahdar Notes
Andayo Ahdar Notes Mohon Tunggu... Freelancer - menulis, membaca satu paket untuk melihat bangsa

membaca dan menulis, semuanya penting. tuk menatap peradaban

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tembaklah Kucing, Kau Diadukan Kepada-Nya

22 Agustus 2022   12:32 Diperbarui: 22 Agustus 2022   12:58 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.catster.com/cat-behavior/do-cats-cry-what-to-know-crying-catImage caption

Hilangnya kasih sayang merupakan kehilangan yang sangat besar. Bila harta hilang masih bisa untuk dicari namun hilangnya kasih sayang meski kekayaan berlimpah, itu sama dengan  miskin  meski bergelimpah uang dan benda. 

Manusia yang hidup penuh cinta dan kasih sayang cerminan manusia beradab. Kasih sayang bagi seluruh makhluk termasuk didalamnya. Tumbuhan, hewan serta makhluk lainnya seperti gunung dan alam sekitarnya. Hubungan vertikal dan horisontal yang saling bersinergi. 

Berita yang miris beberapa waktu lalu tentang penembakan hewan dalam hal ini kucing. Kucing hewan yang lucu dan cerdas. Menjadi sasaran tembak karena dianggap meresahkan dan mengganggu lingkungan. Benarkah demikian?.

Membaca kisah tersebut, kata yang terlontar atas kejadian itu adalah Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Sungguh hal tersebut merupakan musibah alias kisah tragis yang betapa kejam. 

Kucing dianggap sebagai hama ditengah banyaknya tikus - tikus yang berkembang, hewan liar dan membawa wabah penyakit. Hewan peliharaan dan memang sangat dekat dengan manusia adalah kucing.  hewan yang bisa dilatih dan diajak kerjasama.

Kucing penawar rasa rindu dan melatih manusia untuk mencintai sesuatu namun tidak boleh secara berlebihan. Motivasi menembak kucing, mesti dipertanyakan. Dan ini membuktikan bahwa perlindungan terhadap hewan di Indonesia sangat minim. T

api susah juga karena bangsa kita masih dalam tahap bagaimana memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari pada kebanyakan rakyat Indonesia daripada mengurusi pembasmian hewan. Dan sulit untuk dijadikan sebuah perkara hukum. Apakah masuk wilayah kriminalisasi hewan?. Dan yang lebih mengenaskan lagi bila ide mengebiri kucing dimunculkan.

Hewan khususnya kucing merupakan bahagian ekosistem yang dengan kehadirannya membawa dinamika bagi kehidupan sebagai hiasan hidup yang mewarnai dunia. 

Sebuah artikel tentang himbauan untuk tidak menghabisi biawak pada beberapa media pemberitaan. Alasannya biawak merupakan salah satu hewan yang mampu menekan laju pertumbuhan ular. 

Sebagaimana kita ketahui ular salah satu binatang buas yang harus diwaspadai. Lalu  bagaimana dengan kucing ? dengan dalih menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan mereka ditembaki. 

Matinya hati nurani padahal ingin hidup nyaman dan bersih nyawa makhluk tak berdosa harus melayang. "The man behind the gun". Pepatah lama yang mengandung arti yang sangat dalam. Apalagi ditangan orang yang terlatih menggunakan senjata. Namun apabila tak selaras dengan hati dan bahkan menembak pada sasaran yang bukan musuhnya, masihkah pepatah itu dilekatkan padanya. 

Ketika kucing-kucing itu pergi, tikus pun menari meski sedikit sedih tak ada lawan. Maka sunyi pulalah hari tanpa kucing mengeong menggores hari. Bisa jadi hari ini kucing esok siapa?. Brutal. Ketahuilah kucing pun bisa menangis dan mengadukannya ke sang Penciptanya.

Menertibkan hewan liar apalagi yang mengganggu dan membahayakan kehidupan manusia sangat wajar untuk dilakukan namun hewan yang tertentu saja. Tetapi bila hewan yang bisa didomestikasi sangatlah tidak cocok. 

Cara pandang dan pengetahuan tentang hewan menjadi hal yang penting. Literasi tentang hewan harus kita  pelajari dengan baik.Membunuh hewan yang dianggap masalah khususnya kucing bisa dinilai sebagai bentuk minimnnya kasih sayang  oleh pelaku meski itu binatang atau hewan. Hilangnya sisi kemanusiaan dan terkoyaknya hati nurani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun